Yogya.co, SLEMAN – Serial Korea terbaru All of Us are Dead resmi rilis pada Jumat, 28 Januari 2022 kemarin.
Baru sehari setelah penayangannya, yaitu pada Sabtu, 29 Januari 2022, serial bergenre horror-thriller ini langsung berhasil menduduki peringkat pertama chart TV show harian Netflix di seluruh dunia.
Dengan demikian, All of Us are Dead berhasil menjadi serial Korea kedua yang menduduki puncak chart Netflix setelah Squid Game.

Serial yang dibintangi oleh Park-solomon, Yoon Chang-young, hingga Park Ji-hoo ini memang sudah sangat ditunggu kehadirannya oleh para pecinta K-zombie di seluruh dunia.
Seperti yang diketahui, dunia perfilman Korea Selatan memang tidak main-main kualitasnya.
Setelah sempat mengalami keterpurukan, film bergenre zombie atau K-zombie mengalami kebangkitan di tahun 2016 dengan kehadiran Train to Busan.
Dilansir dari CNN (16/08/2021), kritikus budaya Kim Heon-shik berpendapat zombie Korea kini begitu digemari karena memiliki karakternya sendiri. Berbeda dari zombie negara lain.
Nah, setelah Train to Busan, banyak K-zombie lain yang turut mendulang sukses karena akting pemainnya yang sangat apik dan jalan ceritanya yang tidak membosankan.
Antara lain ada Peninsula (sekuel dari Train to Busan), Rampant, Kingdom, #ALIVE, Happiness, dan yang terbaru adalah All of Us are Dead.

Rating All of Us are Dead yang tinggi bukanlah tanpa alasan.
Serial ini memberikan angin segar dan gebrakan baru dengan sudut pandang filmnya yang tidak biasa dengan mengangkat latar belakang utama lingkungan SMA dan sekelompok pelajar yang harus bertahan hidup melawan zombie.
Untuk memberikan visual terbaik, kru film bahkan benar-benar membuat sekolah 4 lantai dalam set.
Pengambilan gambar pun dilakukan secara one-takes dan long-takes untuk menyuguhkan visual yang nyata, terutama pada bagian awal cerita.
Saat serangan zombie pertama kali dimulai, kru mengerahkan 200 talent untuk menjadi siswa yang menyerbu area caffetaria sekolah.
Adegan ini diambil dalam satu kali take.
Gerakan yang dilakukan oleh para pemeran zombie pun merupakan hasil dari kolaborasi antara dancer dan koreografer yang pernah melakoni bidang akting.
Untuk itu, dapat dikatakan bahwa para pemeran dan kru film benar-benar berlatih dengan sangat keras sebelumnya.
Tidak heran apabila rating All of Us are Dead menduduki peringkat tertinggi.
Berikut cuplika behind the scene dari All of us Are Dead:
Sinopsis All of Us are Dead
Petaka yang diakari oleh perundungan di lingkungan sekolah dibawa ke tingkat yang lebih tinggi dengan adanya serangan dari para siswa SMA Hyosan yang secara misterius berubah menjadi zombie.
Gelak tawa dan segala keseruan di sekolah berubah menjadi jeritan penuh teror dalam hitungan detik.

Semua bermula dari perundungan 3 orang siswa SMA Hyosan yang tidak ditangani dengan seharusnya.
Salah satu siswa korban perundungan tersebut bernama Lee Jin-soo.
Sangat frustasi dengan apa yang dialami Jin-soo, sang ayah yang merupakan ahli bidang farmasi juga guru si SMA Hyosan, melakukan percobaan pada tikus.
Tujuannya agar Jin-soo dapat lebih berani melawan perundung.
Alih-alih menjadi berani, Jin-soo malah berubah menjadi zombie yang bahkan menggigit ibu kandungnya.
Tidak hanya berhenti pada Jin-soo, tikus percobaan yang sudah terinfeksi tanpa disangka-sangka menggigit siswa lain.
Persebaran virus pun pecah dalam area sekolah, dan melampauinya.

Pertunjukan penuh rasa mencekam dan menguras emosi penontonnya pun akan semakin intense.
Sekelompok remaja yang egonya masih bergejolak, harus menghadapi serangan zombie dengan senjata seadanya sambil mencoba memenangkan egonya masing-masing.
Permasalahan klasik yang mematikan tentang superioritas status sosial, keangkuhan, keegoisan, dan gejolak cinta masa muda disajikan dengan sangat baik sehingga akan banyak menguras energi.
Membuat penonton merasa ngeri-gemas-bercampur-kesal terhadap apa yang terjadi.
Apalagi ketika muncul zombie mutasi baru yang lebih mematikan.
Bagaimanakah nasib para pelajar SMA Hyosan selanjutnya?
Akankah ada siswa yang berhasil menyelamatkan diri?