Lukisan merupakan salah satu medium untuk kita mempelajari sejarah dan bisa membawa kita melihat kejadian-kejadian penting dari masa lalu yang mencerminkan penderitaan dan perjuangan. Salah satu lukisan paling fenomenal adalah karya Raden Saleh yang berjudul “Penangkapan Diponegoro”.
Yuk, kita cari tahu kisah dibalik lukisan “Penangkapan Diponegoro” karya Raden Saleh!
Awal Mula Lukisan Penangkapan Diponegoro
Lukisan “Penangkapan Diponegoro” merupakan respon dari lukisan Nicolaas Pieneman (1809-1860) yang saat itu ditugaskan oleh Belanda untuk mendokumentasikan momen penangkapan Pangeran Diponegoro.
Melansir dari Kompas Stori, lukisan itu berjudul De onderwerping van Diepo Negoro aan luitenant-generaal Hendrik Merkus Baron de Kock, 28 maart 1830, waarmee de Java-oorlog (1825-30) werd beëindigd, yang memiliki arti Penyerahan Diri Diponegoro kepada Letnan Jenderal H.M. de Kock, 28 Maret 1930, yang mengakhiri Perang Jawa.
Sejarah Penangkapan Diponegoro
Lukisan ini menggambarkan salah satu peristiwa yang bersejarah bagi bangsa Indonesia dalam melawan penjajahan Belanda. Peristiwa itu adalah penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Belanda pada tahun 1830 yang juga merupakan akhir dari Perang Diponegoro.
Awalnya, Pangeran Diponegoro diundang ke Magelang untuk berdiskusi tentang gencatan senjata, namun ternyata Belanda sudah mengatur siasat untuk menjebak Pangeran Diponegoro dan para pengikutnya yang kemudian diasingkan.
Detail Lukisan Penyerahan Diponegoro
Dalam lukisan “Penyerahan Diponegoro” karya Nicolaas, Pangeran Diponegoro digambarkan memakai jubah putih dengan tangan terbuka dan berwajah lesu seolah pasrah.
Posisi Pangeran Diponegoro juga berada lebih bawah dari Letnan Jenderal de Kock yang digambarkan gagah dengan gestur seperti mengusir.
Terdapat juga bendera Belanda di latar belakang yang menunjukkan kemenangan Belanda.
Raden Saleh Memutuskan Melukis Penangkapan Diponegoro
Diduga Raden Saleh sedang berada di Eropa saat melihat lukisan “Penyerahan Diponegoro”. Kemudian, pada tahun 1956 Raden Saleh mulai menggambar sketsa lalu selesai pada tahun 1957.
Raden Saleh kemudian memberikan kabar tentang karyanya kepada seorang teman di Jerman dan menuliskan sebuah kalimat, “Ein historisches Tableau, die Gefangennahme des javanischen Häuptlings Diepo Negoro” yang memiliki arti, Lukisan bersejarah tentang Penangkapan Seorang Pemimpin Jawa Diponegoro.
Makna Lukisan Penangkapan Diponegoro
Raden Saleh menggambarkan peristiwa Penangkapan Diponegoro dengan sentuhan semangat nasionalisme dalam lukisannya. Digambarkan raut wajah Pangeran Diponegoro tegas menahan amarah dan posisinya yang sejajar dengan pasukan Belanda seolah Raden Saleh ingin mengecam sikap penjajahan di tanah Jawa yang penuh kecurangan.
Selain itu, tidak ada bendera Belanda dalam lukisan Raden Saleh dan kepala pasukan Belanda juga digambarkan sedikit lebih besar dengan postur yang kerdil.
Konon Raden Saleh juga menggambar dirinya sendiri yang berada di tengah pengikut Diponegoro, seolah Raden Saleh menyaksikan penangkapan tersebut.
Raden Saleh Menyerahkan Lukisannya
Setelah Raden Saleh menyelesaikan lukisannya, ia kemudian menghadiahkannya kepada Raja Willem III sebagai ungkapan terima kasih karena telah membiayai pendidikannya selama di Belanda.
Lukisan Penangkapan Diponegoro kemudian dipajang di Istana Het Loo, Den Haag, Belanda yang kemudian pada tahun 1997 dikembalikan ke Indonesia.
Wah, ternyata lukisan Penangkapan Diponegoro karya Raden saleh memiliki cerita dan pesan yang mendalam, ya. Kita juga dapat melihat jiwa nasionalisme Raden Saleh yang tinggi dalam lukisan ini. Itulah yang membuat lukisan Penangkapan Diponegoro menjadi fenomenal dan terkenal di dunia.