Yogya.co, SLEMAN – Belakangan ini masyarakat dihebohkan dengan beredarnya video tak senonoh yang dilakukan oleh seorang perempuan yang dikenal dengan nama Siskaeee di kawasan sekitar Yogyakarta International Airport (YIA).
Dalam video yang beredar tersebut pelaku memamerkan payudara dan alat kelaminnya secara sengaja.
Aksi tak senonoh pelaku tersebut dapat masuk dalam ekshibisionisme.
Apa itu ekshibisionisme?
Baca Juga: Resahkan Masyarakat, Ekshibionis Siskaeee Akhirnya Ditangkap
Ekshibisionisme
Ekshibisionisme adalah salah satu kelainan yang berkaitan dengan seksualitas.Â
Ekshibisionis (pelaku ekshibisionisme) biasanya akan menunjukkan alat kelaminnya kepada orang lain terutama lawan jenis di tempat umum demi kepuasan sendiri, dilansir dari Alo Dokter, Selasa (31/12/2021).
Kelainan ini masuk dalam gangguan seksual Parafilia, yaitu dorongan, gairah, fantasi maupun perilaku seksual yang menyimpang.
Gangguan tersebut umumnya melibatkan objek, kegiatan atau kondisi yang bagi orang tidak akan menimbulkan gairah seksual.
Penyebab Ekshibisionisme
Penyebab ekshibisionisme ada banyak meskipun belum dapat dipastikan secara pasti.
Berikut ini beberapa penyebab ekshibisionisme yang diduga dapat meningkat potensi orang mengalami kelainan ini.
1. Genetik dan Neuropsikologis
Penyebab yang pertama, yaitu faktor genetik dan neuropsikologis.
Perkembangan yang terhambat pada janin dalam kandungan berpotensi menjadi salah satu penyebab manusia menderita kelainan ini.
2. Trauma Masa Kecil
Peristiwa atau hal yang menyebabkan trauma masa kecil, misalnya, pelecehan seksual, kurangnya perhatian dari orang tua juga dapat menjadi salah satu faktor penderita mengidap kelainan ini.
Untuk mengatasi trauma masa kecil tersebut orang dapat melakukan fantasi seksual sebagai copying mechanism.
3. Faktor Lain
Faktor-faktor lainnya, misanya, antisosial, kurang percaya diri juga dapat menyebabkan seseorang mengidap kelainan ini.
Ciri-ciri Ekshibisionisme
Perilaku menyimpang ini dapat dialami oleh seseorang antara usia 15 tahun hingga 25 tahun.
Seseorang dapat didiagnosis mengalami kelainan ini apabila sudah berperilaku ekshibisionisme selama enam bulan.
Adapun ciri-ciri ekshibisionisme, yakni sebagai berikut.
- Merasa puas saat memperlihatkan alat kelaminnya di tempat umum.
- Gairah seksual muncul saat korban kaget atau takut saat pelaku melakukan aksinya. Akan tetapi, pelaku tidak ada tujuan untuk melakukan kontak fisik dengan korban.
- Sulit mempertahankan hubungan pertemanan maupun asmara.
- Terkadang juga menderita parafilia dan hiperseksual.
Pengobatan
Gangguan ini pun dapat disembuhkan dengan beberapa metode terapi di bawah ini.
1. Psikoterapi
Penderita dengan gangguan ini dapat menjalankan psikoterapi dengan berkonsultasi kepada ahli.
Penderita dapat melakukan konseling secara individu maupun kelompok. Topik yang dibahas dapat spesifik, misalnya, pernikahan.
Terapi ini diharapkan dapat membantu penderita untuk memperbaiki perilaku serta mampu berinteraksi sosial.
2. Terapi Obat
Penderita pun dapat menggunakan berbagai jenis obat yang dapat menurunkan dorongan seksual, misalnya, antidepresi.
Tentu penggunaan obat ini harus sesuai dengan anjuran dokter.
Gangguan ini dapat sembuh dalam jangka waktu yang lama dan bergantung pada masing-masing individu.