HomeKesehatanAda 15 Kasus Dugaan Hepatitis Akut di Indonesia, Terbaru Menyerang Bayi di...

Ada 15 Kasus Dugaan Hepatitis Akut di Indonesia, Terbaru Menyerang Bayi di Solok

Yogya.co, JAKARTA – Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin melalui konferensi pers yang dilaksanakan pada Senin kemarin (09/05/2022) melaporkan perkembangan kasus dugaan hepatitis akut di Indonesia.

Sejak pertama kali masuk ke Indonesia pada tanggal 27 April lalu kini kasus tersebut telah ditemukan sebanyak 15 kasus di Indonesia.

Berdasarkan kabar yang beredar, kasus terbaru menyerang seorang bayi berusia 1 bulan 29 hari asal Solok, Sumatera Barat.

Baca Juga: Diduga Terjangkit Hepatitis Misterius, Seorang Anak di Tulungagung Meninggal

Bayi tersebut meninggal dunia tepat di Hari Raya Idulfitri pada Senin (02/05/2022) lalu diduga karena terjangkit hepatitis akut.

Menyadur dari Detik, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Yanwar menjelaskan mulanya gejala yang ditunjukkan oleh anak tersebut mengarah ke hepatitis A.

Akan tetapi, setelah dilakukan pemeriksaan tes laboratorium didapatkan hasil bahwa anak tersebut negatif hepatitis A.

Untuk mengetahui penyebab pasti meninggalnya seorang bayi asal Solok ini masih diperlukan adanya tes laboratorium lanjutan.

Sementara itu, terkait dengan temuan kasus ini di Indonesia, Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat untuk waspada dan selalu menjaga kebersihan.

Virus ini menularnya lewat asupan makanan yang lewat mulut, jadi kalau bisa rajin cuci tangan saja supaya kita pastikan yang masuk ke anak-anak kita, kan ini menyerang banyak di bawah 16 tahun lebih banyak lagi di bawah 5 tahun, itu bersih,” imbau Budi Gunadi Sadikin, melansir dari laman Setkab.

Budi Gunadi Sadikin meminta agar masyarakat segera memeriksakan diri apabila mengalami gejala awal penyakit hepatitis seperti mual, muntah, sakit perut, diare, yang terkadang juga disertai demam ringan.

Gejala-gejala tersebut kemudian dapat terasa semakin berat dengan ditunjukkan air kencing berwarna pekat seperti teh dan feses berwarna putih pucat.

Baca Juga :  Arab Saudi Cabut Aturan Covid-19, Tidak Perlu Karantina dan Tes PCR

“Kalau dia buang air besar dan kemudian mulai ada demam nah itu dicek SGPT- SGOT-nya. Kalau sudah di atas 100, lebih baik di-refer ke fasilitas kesehatan terdekat. SGPT-SGOT normalnya di level 30-an, kalau sudah naik agak tinggi sebaiknya di-refer ke fasilitas kesehatan terdekat,” lanjutnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Related Articles