Yogya.co, SLEMAN – Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak hingga kini masih terjadi di beberapa wilayah di Indonesia hingga membuat para peternak merasa khawatir.
Di Yogyakarta sendiri tepatnya di Kulonprogo tercatat sudah ditemukan sebanyak 116 hewan ternak yang dinyatakan positif PMK dan dua puluh di antaranya sudah dinyatakan sembuh.
Kasus ini diketahui bertambah usai datangnya hewan ternak dari Jawa Timur guna memenuhi kebutuhan Hari Raya Iduladha nanti.
Ratusan ternak yang positif tersebut ditemukan di wilayah Kapanewon Girimulyo, Temon, Kalibawang serta Galur.
Sementara itu, di Kabupaten Klaten ditemukan sebanyak 208 hewan yang dinyatakan suspek PMK.
Akibat adanya temuan kasus PMK di Kabupaten Klaten ini pemerintah pun memutuskan untuk menutup sementara seluruh pasar hewan di daerah tersebut.
Penutupan pasar hewan ini pun telah dilakukan sejak tanggal 25 Mei 2022 lalu hingga 7 Juni 2022 nanti.
Penutupan pasar setelah 7 Juni 2022 nanti akan diputuskan usai diadakannya evaluasi.
Lalu, sebenarnya apa sih penyakit mulut dan kuku itu? Dan, apa saja ciri-cirinya? Simak ulasannya berikut ini.
Penyakit Mulut dan Kaki (PMK)
Penyakit mulut dan kaki atau yang dikenal dengan istilah foot and mouth disease merupakan penyakit menular yang dapat menyerang hewan berkuku belah atau cloven hoop, contohnya, sapi, kerbau, domba, kambing, babi, rusa, gajah serta unta.
Melansir dari laman Kontan, penyakit ini disebabkan oleh virus foot and mouth disease (FMDV) yang juga termasuk dalam famili Picornaviridae serta genus Aphtovirus.
Gejala dan Ciri-Ciri
Hewan ternak yang menderita penyakit ini biasanya akan menunjukkan gejala klinis yang patognomonik seperti adanya lepuh atau lesi di area mulut dan seluruh teracak kaki.
Gejala PMK pun bervariasi antarspesies hewan dengan masa inkubasi penyakit berkisar antara 2 hari-8 hari.
Secara klinis gejala yang dialami oleh hewan, yakni demam mencapai 39 derajat celcius selama beberapa hari, tidak nafsu makan, adanya lesi di area mulut dan kaki.
Pada babi gejala klinis yang ditunjukkan lebih menonjol pada lesi-lesi pada kaki atau teracak kaki serta babi mengalami kelemahan.
Penyakit PMK ini pun berdampak pada produksi susu yang dihasilkan sapi perah menjadi semakin sedikit.
Sedangkan, pada hewan domba, kambing serta rusa gejala yang timbul berupa lesi yang berwujud lepuh kecil dan sulit untuk dilihat.
Di beberapa kasus, gejala PMK ditemukan mirip dengan gejala penyakit busuk kuku atau foot root.
Virus PMK ini pun diketahui dapat menyebar melalui mulut atau hidung dan masuk pada tubuh hewan dengan memperbanyak diri pada sel-sel epitel di daerah nasofaring.
Virus tersebut kemudian masuk dalam darah dan memperbanyak diri pada kelenjar limfoglandula serta sel-sel epitel di mulut serta kaki.
Selain itu, penyakit PMK juga dapat menyebar melalui adanya kontak langsung dengan hewan yang terjangkit.
Produksi susu menurun drastis. Upaya pencegahan paling konkret adalah vaksinasi. Sudahi penderitaan sapi, sudahi penderitaan peternak kami. pic.twitter.com/6Fnm1hDwfn
— Liedzikri R I (@pernahmerasa) June 6, 2022