Yogya.co, SLEMAN – Penyakit pernapasan pneumonia misterius menjangkit anak-anak di China.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa infeksi ini umum terjadi pada musim dingin, dan bukan merupakan patogen baru.
Hal tersebutlah yang disinyalir menjadi penyebab lonjakan jumlah pasien rawat inap akibat pneumonia.
Penyakit ini tiba-tiba melonjak sehingga membuat rumah sakit tingkat kota kewalahan dan banyak bangsal yang penuh.
Peningkatan pneumonia misterius tersebut juga baru-baru ini ditemukan di Belanda.
Negara ini menjadi negara kedua yang melaporkan adanya lonjakan kasus pneumonia.
Kasus pneumonia misterius ini kemudian menjadi sorotan di banyak negara, termasuk Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Stafsus Kemenkes dr Ngabila Salama, dikutip dari Kumparan, menyebut bahwa faktor kelembaban membuat kuman seperti virus, bakteri, jamur, dan lain sebagainya jadi mudah masuk ke tubuh manusia.
Ungkap dr Ngabila, pneumonia yang terjadi kemungkinan disebabkan virus seperti adenovirus, RSV, rinovirus, influenza, parainfluenza, Covid-19, dan mycoplasma.
Cara Pencegahan Pneumonia
Menurut dr Ngabila, pencegahan pneumonia bisa dilakukan dengan beberapa cara, seperti berikut:
1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Pastikan lingkungan tempat tinggal tetap bersih dan bebas dari kuman atau jamur yang dapat menyebabkan infeksi.
Ventilasi yang baik juga membantu mengurangi risiko penyebaran penyakit.
Masyarakat diimbau untuk menggunakan masker di keramaian, di sekolah, runag kerja, atau tempat indoor lainnya. Bagi yang sedang sakit disarankan untuk tidak keluar rumah.
Budayakan juga untuk mencuci tangan secara teratur dengan air mengalir dan sabun, terutama setelah bersin atau batuk, dan sebelum makan. Kebersihan tangan adalah cara efektif untuk mencegah penyebaran infeksi.
2. Imuninasi Rutin dan Lengkap
Pastikan anak-anak dan bayi mendapatkan imunisasi lengkap sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Imunisasi dapat membantu melindungi mereka dari beberapa jenis bakteri dan virus penyebab pneumonia.
Ada 15 imunisasi gratis dari pemerintah untuk anak hingga dewasa. Di antaranya yaitu PCV untuk mencegah pneumonia dan haemophilus influenzae tipe B/HiB, hingga vaksin dosis 1-4 untuk Covid-19 usia 18 tahun ke atas.
Selain itu, ada juga anjuran vaksin influenza berbayar mandiri untuk usia 6 bulan ke atas terutama bagi kelompok rentan seperti balita, lansia, ibu menyusui, ibu hamil, dan tenaga kesehatan.
3. Pastikan Sirkulasi Udara Lancar
Terutama bagi lingkungan indoor, pastikan untuk ventilasi udara terjaga dengan baik sehingga sirkulasi juga lancar. Buka kaca/jendela secara rutin atau gunakan juga penyaring udara (air purifier).
4. Segera Berobat Ketika Gejala Pernapasan yang Dialami Tidak Membaik
Ketika mengalami gejala sakit pernapasan namun tidak kunjung membaik, segera lakukan detekti dan terapi dini di fasilitas kesehatan terdekat.
Menurut WHO, lonjakan penyakit pernapasan yang menyerang anak-anak ini pertama kali dilaporkan oleh Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok pada 13 November 2023.
Pasien melaporkan mengalami gejala demam, kelelahan, dan batuk. China juga melaporkan ada 205 klaster influenza dan flu dalam seminggu.
Lonjakan ini dimulai pada 13 November lalu dan jumlah pasien meningkat tinggi dibandingkan dengan 127 klaster pada pekan sebelumnya.