Yogya.co, SLEMAN – Bagi-bagi angpau jadi salah satu tradisi yang erat kaitannya dengan perayaan tahun baru Imlek.
Melansir dari Pop Mama dan berbagai sumber lainnya, pemberian angpau merupakan tradisi yang berasal dari masyarakat Cina.
Angpao ini biasanya diberikan oleh orang yang lebih tua kepada orang yang lebih muda dan tidak hanya diberikan untuk kalangan Tionghoa saja.
Nah, jelang perayaan tahun baru Imlek pada tanggal 1 Februari nanti, yuk kita cari tahu makna dibalik sebuah angpau ini!
Angpau
Angpau yang dalam bahasa Mandarin disebut dengan hong bao merupakan uang yang dibungkus dalam kemasan berwarna merah sebagai hadiah.
Hong dalam bahasa Mandarin berarti merah. Sementara itu, bong berarti bungkusan.
1. Angpau Merah
Sesuai dengan makna namanya, angpao memang selalu identik dengan warna merah.
Warna ini memang memiliki arti sendiri bagi masyarakat Tionghoa. Di kalangan Tionghoa warna merah melambangkan sebuah keberuntungan serta kesejahteraan.
Oleh sebab itu, penerima angpau diharapkan dapat memiliki kehidupan yang bagus atau beruntung sepanjang tahun.
Sementara itu, pemberi angpao dianggap sudah menyebarkan kebahagiaan kepada orang lain.
Selain berwarna merah, motif pada bungkus angpao biasanya bermotif sesuai shio tahun perayaan Imlek tersebut.
2. Bentuk Kepedulian
Tradisi bagi-bagi angpao juga menjadi lambang kepedulian sesama manusia.
Tradisi ini menggambarkan bentuk saling mengasihi antara manusia satu dan manusia lainnya tanpa memandang suatu hal apapun.
3. Tidak Sembarang Nominal
Pada pemberian angpao nominal yang akan diberikan tidak bisa sembarangan. Hal ini karena masyarakat Tionghoa memiliki penilaian pada angka-angka tertentu.
Misalnya, angka empat. Masyarakat Tionghoa menilai angka empat merupakan angka yang dapat memberikan kerugian atau kesialan.
Oleh karena itu, nominal yang dimulai angka empat selalu dihindari dalam pemberian angpau.
Berbalikan dengan angka empat, masyarakat Tionghoa percaya bahwa nominal dengan angka delapan justru memberikan keberuntungan.
Bukan hanya nominal angka, dalam pemberian angpau masyarakat juga biasanya menghindari jumlah ganjil.
Jumlah ganjil dianggap sebagai angpao duka cita.
4. Aturan Pemberian
Angpau tidak bisa diberikan secara sembarangan. Angpao harus diberikan oleh orang yang lebih tua ke orang yang lebih muda.
Biasanya orang yang sudah menikah juga akan memberikan angpao pada orang belum menikah.
Sementara itu, untuk orang yang telah memasuki umur 40 tahun dan belum menikah juga memiliki kewajiban untuk memberikan uang angpao.
Pemberian angpao ini pun biasanya diberikan secara langsung ke pihak penerima angpao agar kebahagiaan atau keuntungan dapat diterima secara langsung pula.