Yogya.co, SLEMAN – Lebaran sebentar lagi, sudah cukup kebal belum saat ditanya kapan nikah? Sebenarnya, tidak hanya saat lebaran saja.
Di mana ada acara keluarga, di situ lah ada celah untuk pertanyaan kapan nikah ini muncul.
Jika merasa bingung untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut, ini adalah beberapa tips untuk menjawabnya secara berkelas.
1. Fokus Mengembangkan Diri
Pernikahan bukanlah suatu permainan. Anda menerima orang lain ke dalam kehidupan dan akan hidup bersamanya hingga akhir hayat.
Coba lah untuk menjawab “Saya masih perlu meningkatkan kualitas diri supaya lebih layak untuk menjadi sosok partner di kehidupan orang yang saya cintai.”
2. Matangkan Karir
Kestabilan finansial adalah kunci mengarungi bahtera rumah tangga yang lebih settle agar terhindar dari masalah perekonomian.
Untuk mencapai kestabilan finansial, maka Anda harus mematangkan karir. Hal ini bisa Anda jadikan alasan.
Katakan saja “Saya ingin fokus karir karena saya peduli akan kesejahteraan keluarga kecil saya nanti. Saya tidak mau menaruh keluarga kecil saya dalam kesusahan. Kalau pun susah, setidaknya kami tidak terlalu jatuh.”
3. Nikah Bukan Ajang Racing
Kadang ditanya “kapan nyusul nikah?” mengisyaratkan Anda harus segera menikah dan membuat seolah menikah merupakan sebuah ajang balapan.
Di sini Anda bisa menjelaskan bahwa pernikahan bukan sebuah kompetisi di mana orang akan mendahului satu dengan yang lain.
Untuk perkara ini, Anda bisa jawab dengan “menikah ini buat saya adalah suatu hal yang sakral, bukan perkara cepat atau lambat tapi tentang kesiapan. Di sini saya yang tahu atas kualitas diri saya dan saya menghargai nilai dari sebuah pernikahan. Jadi, pelan saja sambil memantaskan diri.”
4. Fokus ke Orangtua Dulu
Membahagiakan orang tua (ortu) tentunya menjadi kewajiban utama seorang anak yang patut dipenuhi sebelum akhirnya sang anak berpisah dan memiliki keluarga kecilnya sendiri.
Hal ini juga bisa dijadikan alasan kok. Apalagi kalau ortu Anda memang tipikal yang santai dan tidak memaksakan kehendak ke anaknya.
“Saya menghargai kehadiran ortu saya. Saya masih mau menunjukkan tanggung jawab saya sebagai anak sebelum akhirnya saya siap untuk memiliki keluarga kecil sendiri. Toh, ortu saya juga setuju dengan pilihan hidup yang saya jalani.” Itu lah jawaban yang cukup bijak.
5. Ajak Bercanda
Jika Anda sedang tidak mood untuk serius dan merasa bahwa jawaban serius akan menguras energi, ajaklah si penanya untuk bercanda.
Anda bisa menjawabnya dengan “Bulan Mei, meibi yes meibi no”, atau “besok kalau Anda mau biayai dan carikan calonnya” dan lain-lain.