HomeLifestyleFashionRamai Acara Kebaya Goes to UNESCO di Bandung, Simak 3 fakta tentang...

Ramai Acara Kebaya Goes to UNESCO di Bandung, Simak 3 fakta tentang Kebaya

Yogya.co, SLEMANKoalisi tradisikebaya.id menggelar acara dengan tajuk ‘Kebaya Goes to UNESCO’. Dalam acara tersebut, mereka menghadirkan kegiatan rafting yang unik. Pasalnya, peserta yang mengikuti rangkaian acara rafting ini harus mengenakan kebaya.

Bukan tanpa tujuan, kegiatan ini dilakukan untuk membuktikan bahwa kebaya dapat digunakan untuk berbagai kegiatan. Tak hanya dalam acara-acara formal, akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari pun pakaian ini bisa digunakan untuk tampil lebih modis.

Dalam acara yang digelar oleh tradisikebaya.id ini, sebanyak 60 anak telah mengikutinya. Kebanyakan peserta rafting berkebaya ini diikuti oleh siswa yang berasal dari SMPN 4 Abiansemal.

Penyelenggara acara Kebaya Goes to UNESCO sekaligus Kepala Desa Bongkasa Pertiwi, Nyoman Buda, mengatatakan bahwa segala rangkaian kegaiatan nantinya akan menggunakan kebaya, termasuk rafting.

“Kalau Rafting berkebaya ini sebenarnya kita melirik dari judul kita, yakni ‘Kebaya Goes to UNESCO’, artinya segala kegiatan ini ditempilkan mulai dari seluruh kegiatan dilakukan dengan berkebaya hingga nanti ada parade kebaya yang diikuti oleh seribu orang,” ujar Nyoman Buda dikutip dari Tribun Bali, Jumat (28/10/2022).

Tentu saja seperti tujuannya, kegiatan ini dilakukan untuk menyampaikan pesan bahwa kebaya bisa digunakan pada berbagai kesempatan untuk tampil lebih modis. Namun, sebelumnya, ketahui terlebih dahulu apa itu kebaya dan bagaimana sejarahnya?

Baca Juga: Teks Sambutan Menpora Sumpah Pemuda 2022, Simak Selengkapnya.

Apa Itu Kebaya?

Meksipun kebaya merupakan pakaian yang acap kali digunakan oleh masyarakat Indonesia, akan tetapi tak jarang pula yang belum mengetahui bagaimana sejarahnya. Identik dengan pakaian RA Kartini, lantas sebenarnya bagaimana sejarah munculnya kebaya di Indonesia? Apakah kebaya termasuk baju adat?

 

1. Kebaya Berasal dari Tiongkok

Kebaya dipercaya berasal dari daerah Tiongkok sebelum akhirnya masuk ke berbagai wilayah di Indonesia. Ratusan tahun yang lalu, penggunaan busana kebaya sendiri sudah mulai menyebar dari Malaka, Jawa, Bali, Sumatera, hingga Sulawesi.

Baca Juga :  12 Rekomendasi Hotel Murah di Jogja 100 Ribuan Cocok untuk Liburan

Sebelumnya, pada tahun 1600-an, kebaya menjadi busana yang biasa dipakai oleh wanita-wanita Jawa, khususnya daerah Yogyakarta dan Surakarta. Oleh karena itulah, kebaya, seperti yang digunakan oleh R.A Kartini merupakan kebaya tradisi dari daerah Jawa Tengah.

2. Kebaya Disebut Sebagai Wujud Kesederhanaan

Tak hanya digunakan oleh wanita bangsawan, kebaya digunakan oleh semua kalangan. Kebaya juga dipercaya menyimpan makna khusus dan memiliki nilai-nilai kehidupan. Bentuknya yang sederhana disebut sebagai wujud kesederhanaan masyarakat Indonesia.

Selain itu, kebaya juga mengandung nilai kepatuham, kehalusan, dan sikap wanita yang lemah lembut.

3. Desain Kebaya Terus Berkembang

Usai berkahirnya penjajahan Belanda, kebaya mengambil peran baru sebagai pakaian formal bagi perempuan Eropa di negara tersebut. Selama ini, kebaya sebagai besar dibuat dari kain mori.

Namun, saat ini, modifikasi yang dilakukan pada kostum tradisional ini kemudian memperkenalkan sutra dan bordir untuk menambah desain dan warna.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Related Articles