Yogya.co, SUKOHARJO – Belakangan ini #PrayForDokterSunardi menjadi trending di media sosial Twitter.
Seperti yang kita ketahui, dokter Sunardi merupakan sosok yang diduga teroris dan ditembak mati oleh Densus 88 pada saat proses penyergapan, Rabu (09/03/2022) lalu.
Berdasarkan keterangan polisi, yang bersangkutan merupakan petinggi kelompok Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) serta Jemaah Islamiyah (JI).
“Yang bersangkutan sebagai penasihat amir JI dan juga penanggung jawab Hilal Ahmar Society,” jelas Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen, Ahmad Ramadhan, dikutip dari CNN Indonesia.
HASI sendiri masuk dalam daftar terduga teroris serta organisasi teroris di Indonesia yang merupakan sayap dari JI.
Baca Juga: Dua Teroris Jaringan JAD di Bantul, Yogyakarta Berhasil Ditangkap Densus 88
Sejak 13 Maret 2015 organisasi ini terdaftar sebagai kelompok yang terafiliasi dengan Al-Qaeda dan sejak tahun 2011 HASI beroperasi sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat atau LSM.
Selama beroperasi sebagai LSM, HASI diketahui melakukan tindak penyalahgunaan kegiatan pengumpulan amal untuk mendukung tindakan terorisme.
Keterlibatan ini dokter Sunardi dalam organisasi tersebutlah yang mendasari Densus 88 untuk melakukan penangkapan terhadapnya.
Pihak kepolisian mengatakan pada saat proses penangkapan di Sukoharjo, Jawa Tengah dokter Sunardi melakukan perlawanan.
Dengan mengendarai mobil ia terus melaju dengan kecepatan tinggi dan mengabaikan peringatan dari petugas.
Petugas bahkan harus naik ke bagian belakang mobil untuk menghentikan aksinya.
Akan tetapi, dokter Sunardi tetap melajukan kendaraannya ke kanan dan ke kiri seakan ingin menjatuhkan para petugas.
Perlawanan dari dokter Sunardi tersebut dinilai membahayakan petugas dan masyarakat yang melintas.
Oleh sebab itu, petugas terpaksa harus melumpuhkan tersangka.
Dokter Sunardi dinyatakan meninggal dunia saat dievakuasi menuju RS Bhayangkara Polresta Surakarta.
“Dikarenakan situasi yang dapat membahayakan jiwa petugas dan masyarakat sehingga petugas melakukan upaya paksa dengan melakukan tindakan tegas terukur dengan melumpuhkan tersangka dan mengenai di daerah punggung atas dan bagian pinggul kanan bawah,” lanjut Ramadhan.
Pernyataan berbeda kemudian dibeberkan oleh pihak-pihak yang mengaku mengenal sosok dokter Sunardi ini melalui beberapa unggahan di media sosial.
Berdasarkan informasi yang beredar, masyarakat yang mengaku kenal dengan dokter Sunardi menjelaskan bahwa kondisi fisik dokter Sunardi ini diragukan dapat melakukan perlawanan kepada polisi.
Hal ini karena diketahui kondisi dokter Sunardi selama ini mengalami stroke sehingga untuk berjalan saja perlu membutuhkan bantuan tongkat.
Oleh karena itu, tagar Pray For Dokter Sunardi trending di Twitter dan hingga kini masih menjadi perbincangan masyarakat.
Beliau pejuang kemanusiaan
Tdk sdkt yg menyebut beliau orang baik
Gratiskan pasien, bantu bencana palu,ambon,sumbar dllAndai mnrt hukum penguasa beliau bersalah
Layakkah beliau tanpa pengadilan diadili dijalan?
Saya jd ikut bertanya, apa yg diketahuinya 🤔#PrayForDokterSunardi pic.twitter.com/bhhPJV4Ld0— dr Eva Sri Diana Chaniago (@__Sridiana_3va) March 11, 2022
Baca Juga: Penyelidikan Tangmo Nida Selesai Jumat: Tidak Ada Bukti Terkait Dugaan Pembunuhan