Yogya.co, PANDEGLANG – Berbeda dengan pemerintah yang menetapkan Hari Raya Idulfitri 1443 Hijriah hari ini, Senin (02/05/ 2022), Abuya Muhtadi Dimyathi menetapkan 1 Syawal jatuh pada esok hari, Selasa, 3 Mei 2022.Â
Ulama kharismatik asal Pandeglang, Banten ini menjelaskan bahwa beliau memiliki perhitungan hilal tersendiri.Â
Abuya meyakini bahwa hilal harus bisa dilihat lebih dari 9 derajat dan minimal 11 derajat demi menjaga Ikhtiyat (kehati-hatian).Â
“Karena diqiyaskan bahwa saksi ru`yah untuk hilal Idul Fitri minimal 2 orang. Maka penggunaan derajat pun harus besar di atas 9 derajat dan karena Ikhtiat juga (kehati-hatian),” tutur Abuya.
Sementara itu, menurut perhitungan dengan metode hisab, tahun ini tinggi hilal baru mencapai 7 derajat pada hari Minggu bakda Magrib.Â
Oleh karena itu, hari Senin, 2 Mei 2022, dianggap belum memenuhi kriteria 1 Syawal.Â
“Sehubungan hasil hisab tahun ini tinggi hilal 7 derajat malam Senin waktu magrib, maka demikian itu belum termasuk kepada kriteria yang disebutkan. Maka penentuan 1 Syawal harus meloncat satu hari, yaitu jatuh hari Selasa (3/5/22),” kata Abuya dalam keterangan resmi yang diterima Detik di Pandeglang, Senin (2/5/2022) malam.
Dengan disampaikannya keputusan tersebut, Abuya Muhtadi menyampaikan bahwa keluarga besar Cidahu dan beberapa jamaah akan mengikuti penetapan 1 Syawal 1443 H pada hari Selasa, 3 Mei 2022.Â
Meskipun pemerintah menetapkan Hari Raya Idulfitri pada waktu yang berbeda, Abuya tidak mempermasalahkannya.Â
Ia juga tidak menyampaikan larangan ataupun ajakan untuk merayakan Idul Fitri menurut hasil perhitungannya. Abuya menyerahkan keputusan perayaan Hari Raya Idulfitri 1443 kepada masing-masing individu.Â
“Tidak melarang-larang atau mengajak-ngajak, itu silakan saja yang memang satu pemahaman dengan hasil hitungan. Sifatnya toleran tidak masalah, mau mengikuti Abuya mau ngikutin pemerintah mangga,” ujarnya.
“Tidak masalah masing-masing punya keahlian, masing-masing punya keilmuan, punya amal baik. Itu silahkan diberikan kepada masing-masing,” imbuhnya.