Yogya.co, BOYOLALI – Ratusan jemaah haji Indonesia tahun 2022 yang tergabung dalam kloter 1 Embarkasi Solo (SOC 1) sujud syukur setibanya di Bandara Adi Sumarmo, Jumat (15/07/2022) sekitar pukul 22.45 WIB.
Kedatangan 360 jemaah haji asal Kabupaten Pati tersebut tentunya diwarnai rasa haru dan bahagia.
Usai melakukan sujud syukur, para jemaah kemudian diantar menuju gedung Muzdalifah, Asrama Haji Donohudan, Boyolali untuk mengikuti prosesi penyambutan oleh Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, Bupati Pati Hariyanto, Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Solo Masmin Afif, dan sejumlah pejabat daerah lainnya.
Dalam kesempatan tersebut Wagub Jateng Taj Yasin menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada seluruh PPIH Embarkasi Solo yang telah melayani jemaah dengan baik.
“Saya atas nama pemerintahan Jawa Tengah, bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah melayani jemaah haji Indonesia, khususnya jemaah Kabupaten Pati. Semua jemaah sudah ditunggu keluarga. Selamat kembali ke rumah masing-masing, dan menjadi haji mabrur,” ucap Taj Yasin Maimoen, seperti yang dilansir dari laman Kemenag.
Sementara itu, pada kesempatan ini Ketua PPIH Embarkasi Solo Masmin Afif juga melaporkan bahwa dalam periode haji di tahun 2022 ini ada sebanyak 44 kloter yang berangkat dari Embarkasi Solo dengan total sebanyak 15.447 jemaah.
Masmin Afif menambahkan hingga hari ini tercatat ada sebanyak delapan jemaah dari Embarkasi Solo yang wafat.
Kedelapan jemaah tersebut atas nama Purnomo Sukaryo Sastro, Subagi Darnoso Daud, Yuli Nurani Hidayah, Muhammad Rodli Tamam, Karno Damo Abas, Romadhon Mukharor, Riady Djamrin Sanmirsad, dan Maryono Daman Karso Suwito.
Sementara itu terkait dengan pengawasan kesehatan bagi para jemaah haji setibanya di Indonesia, Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji Budi Sylvana menegaskan bahwa bagi jemaah yang tiba dalam kondisi sehat dapat langsung kembali ke daerahnya masing-masing.
“Tidak ada karantina terpusat selama 21 hari kepada jemaah haji. Kami ulangi, tidak ada karantina kepada jemaah haji kita,” tegasnya.
Jemaah hanya akan diminta untuk melakukan pengawasan kesehatan secara mandiri selama 21 hari ke depan dengan mengisi Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji (K3JH).
“Jadi tidak ada karantina. Yang ada adalah pengawasan secara mandiri di daerah masing-masing. Jadi jemaah bisa melakukan aktivitas sebagaimana biasa,” jelas Budi Sylvana.
Akan tetapi, apabila saat pemeriksaan di bandara ditemukan adanya gejala COVID-19 atau suhu tubuh jemaah mencapai di atas 37,5 derajat celsius, maka jemaah harus menjalani pemeriksaan konfirmasi dengan pemeriksaan PCR terlebih dahulu.
Pemeriksaan kesehatan juga berlaku apabila jemaah mengalami sakit usai beberapa hari tiba di Tanah Air.
Para jemaah dengan kondisi tersebut diminta untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
“Pengawasan kesehatan secara mandiri ini dilakukan untuk mengantisipasi infeksi penyakit menular, di antaranya Covid-19, Meningitis, Mers CoV, Polio, dan penyakit lainnya,” ujarnya.