Yogya.co, JAKARTA – Tim khusus yang dipimpin oleh Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono menemukan barang bukti baru terkait dengan kasus penembakan di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo yang melibatkan Brigadir J dan Bharada E.
Bukti baru yang ditemukan berupa CCTV yang menurut Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo dapat mengungkapkan konstruksi kasus yang menewaskan Brigadir J ini.
“Kita sudah menemukan CCTV yang bisa mengungkap secara jelas tentang konstruksi kasus ini,” jelas Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo dalam konferensi pers.
Irjen Dedi Prasetyo pun mengungkapkan bukti CCTV tersebut kini masih dalam proses pemeriksaan oleh tim khusus di Laboratorium Digital Forensik.
Terkait hasil pemeriksaan CCTV ini baru akan diungkapkan setelah proses penyelidikan selesai dilakukan.
“CCTV ini sedang didalami oleh Timsus dan nanti akan dibuka apabila seluruh rangkaian proses penyelidikan yang dilakukan Timsus sudah selesai,” tambahnya.
Brigjen Andi Rian Djajadi selaku Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri dalam konferensi pers tersebut juga menegaskan bahwa ada beberapa hal yang perlu dilakukan seperti sinkronisasi waktu terkait CCTV yang ditemukan.
“Penyidik memperoleh dari beberapa sumber. Ada beberapa hal yang harus dilakukan, sinkronisasi-sinkronisasi, kalibrasi waktu. Kadang-kadang ada tiga CCTV di satu titik yang sama, tetapi waktunya bisa berbeda-beda. Tentunya ini harus melalui proses yang dijamin legalitasnya, jadi bukan berdasarkan apa maunya penyidik, tetapi berdasarkan data atau metadata dari pada CCTV itu sendiri,” jelas Brigjen Andi Rian Djajadi.
Sebelumnya, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto menjelaskan bahwa decoder CCTV di kediaman Irjen Ferdy Sambo rusak, “Yang ada di rumah itu decoder-nya (yang rusak), saya belum menghitung (jumlah CCTV yang rusak).”
Terkait dengan penyidikan kasus ini Mabes Polri pun telah menonaktifkan Irjen Ferdy Sambo, Kepala Biro Paminal Divisi Propam Brigjen Hendra Kurniawan, dan Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto untuk menghindari berbagai spekulasi publik.