Yogya.co, SLEMANÂ – Jelang tahun pesta demokrasi 2024, kabar pelaksanaan pemilu sistem proporsional tertutup ramai diperbincangkan. Lantas, apa sebenarnya perbedaan Pemilu sistem proporsional terbuka dan tertutup?
Berbagai pro dan kontra terkait pelaksanaan Pemilu 2024 mulai ramai diperdebatkan usai muncul usulan dari sejumlah politisi. Mereka mengusulkan dilaksanakannya Pemilu 2024 deengan sistem proporsional tertutup.
Seperti diketahui, sejak tahun 2004, pelaksanaan Pemilu di Indonesia telah menggunakan sistem proporsional terbuka. Oleh karena itulah, usulan mengenai pelaksanaan Pemilu 2024 dengan sistem proporsional tertutup ramai diperbincangkan.
Nah, sebelum memahami perbedaan Pemilu sistem proporsional terbuka dan tertutup, baiknya simak uraian berikut terlebih dahulu.
Apa Itu Pemilu dengan Sistem Proporsional?
Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan salah satu tolok ukur demokrasi di Indonesia. Dalam hal ini, Pemulu mencerminkan adanya partisipasi rakyat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Salah satu sistem pelaksanaan Pemilu adalah ‘sistem proporsional’. Adapun sistem proporsional itu sendiri adalah pemilihan umum yang memungkinkan suatu daerah pemilihan memilih beberapa wakil.
Selain itu, dalam sistem ini, juga terdapat kemungkinan penggabungan partai atau koalisi untuk memperoleh kursi. Nah, sistem proporsional ini memiliki dua jenis, yakni sistem proporsional terbuka dan tertutup.
Perbedaan Pemilu Sistem Proposional Terbuka dan Tertutup
Untuk mengetahui lebih dalam, beberapa perbedaan Pemilu sistem proporsional terbuka dan sistem proporsional tertutup dapat dilihat dari beberapa hal berikut.
1. Pelaksanaan
Pelaksanaan Pemilu proporsional terbuka memungkinkan partai politik (Parpol) mengajukan daftar calon yang tidak disusun berdasarkan nomor urut, akan tetapi berdasarkan abjad atau undian.
Sementara itu, Pemilu proporsional tertutup memungkinkan partai politik hanya mengajukan daftar calon yang disusun berdasarkan nomor urut. Nomor urut tersebut nantinya akan ditentukan sendiri oleh partai politik.
2. Penetapan Calon Terpilih
Selain dapat dilihat dari pelaksanaan, perbedaan Pemilu sistem proporsional terbuka dan tertutup bisa diamati melalui cara penetapan calon terpilih untuk maju sebagai caleg.
Pada sistem proporsional terbuka, calon terpilih ditetapkan berdasarkan suara terbanyak.
Sedangkan sistem proporsional tertutup, calon ditentukan berdasarkan nomor urut. Misalnya, suatu partai mendapatkan dua kursi, maka calon terpilih adalah nomor urut 1 dan 2.
Baca Juga:Â Wajib Dicoba! Ini 8 Rekomendasi Kuliner Di Sekitar Malioboro Yogyakarta dan Harganya!
3. Tingkat Kesetaraan Calon
Perbedaan Pemilu sistem proporsional terbuka dan tertutup berikutnya dapat dilihat dari tingkat kesetaraan calon.
Pemilu sistem proporsional terbuka memungkinkan munculnya kader yang tumbuh dan besar dari bawah berdasarkan dukungan massa.
Namun, pada Pemilu sistem proporsional tertutup, kemungkinan serupa sangat kecil. Pasalnya, kader-kader dalam sistem ini akan dipilih berdasarkan kedekatannya dengan elite parpol, bukan dari dukungan massa.
3. Jumlah Kursi dan Daftar Kandidat
Selanjutnya, perbedaan Pemilu sistem proporsional terbuka dan tertutup juga dapat diketahui dari jumlah kursi dan daftar kandidatnya.
Pada sistem proporsional terbuka, partai memperoleh kursi yang sebanding dengan suara yang diperoleh.
Sedangkan, sistem proporsional tertutup memungkinkan partai untuk menyajikan daftar kandidat lebih besar dibandingkan jumlah kursi yang dialokasikan untuk satu daerah pemilihan atau dapil.
5. Metode Pemberian Suara
Sistem proporsional terbuka akan memungkinkan pemilih untuk memilih satu nama calon. Sedangkan, pada Pemilu sistem proporsional tertutup, pemilih hanya memilih partai politik.
Itulah perbedaan Pemilu sistem proporsional terbuka dan tertutup yang kelima.
6. Derajat Keterwakilan
Salah satu perbedaan Pemilu sistem proporsional terbuka dan tertutup yang tak kalah penting adalah derajat keterwakilan.
Dalam hal ini, Pemilu sistem proporsional terbuka memiliki derajat keterwakilan yang tinggi. Sebab, pemilih memiliki kebebasan untuk memilih wakilnya yang akan duduk di legislatif secara langsung.
Sementara itu, sistem proporsional tertutup dinilai kurang demokratis karena rakyat tidak bisa secara langsung memilih wakil-wakilnya yang akan duduk di legislatif.
7. Kelebihan
Setiap sistem proporsional yang akan digunakan dalam pemilu memiliki kelebihannya masing-masing.
Pemilu sistem proporsional terbuka mampu mendorong kandidat untuk bersaing dalam memobilisasi dukungan massa. Terbangunnya kedekatan antara pemilih dengan yang dipilih dan memungkinkan adanya kedekatan antar-pemilih.
Sedangkan, sistem proporsional tertutup memiliki kelebihan untuk memudahkan pemenuhan kuota gender atau etnis minoritas, karena partai politik dapat menentukan calon legislatifnya. Selain itu, sistem ini juga dapat meminimalisir praktik politik uang.
8. Kekurangan
Selain kelebihan, perbedaan Pemilu sistem proporsional terbuka dan tertutup juga dapat diketahui dari masing-masing kekurangannya.
Adapun kekurangan sistem proporsional terbuka adalah meningkatkan peluang terjadinya politik uang. Selain itu, sistem ini juga membutuhkan modal politik yang besar.
Kerumitan penghitungan suara dan menegakkan kuota gender serta etnis juga menjadi salah satu kekurangan sistem proporsional terbuka ini.
Sedangkan, pemilus sistem proporsional tertutup menutup kemungkinan para pemilih untuk menentukan secara langsung wakil dari partai mereka.
Hal itu dinilai tidak responsif terhadap perubahan yang cukup pesat. Selain itu, sistem proporsional tertutup juga berpotensi menjauhkan hubungan antara pemilih dan wakil rakyat pascampemilu.
Nah, itulah beberapa perbedaan Pemilu sistem proprsional terbuka dan tertutup yang bisa Anda ketahui. Semoga uraian ini bermanfaat, ya!