Yogya.co, SLEMAN – Insinden ledakan maut petasan di Kaliangkrik Magelang, pada Minggu (26/3/2023) malam kini mendapatkan sorotan dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Akibat kejadian tersebut satu orang meninggal dunia dan belasan rumah rusak-rusak. Bahkan, kondisi tubuh korban lantaran hal itu ditemukan dalam keadaan tidak utuh.
Berikut adalah sejumlah fakta mengenai kronologi kejadian ledakan maut petasan di Kaliangkrik, Magelang, Jawa Tengah.
1. Kronologi Terjadinya Ledakan Maut Petasan di Kaliangkrik
Ledakan maut tersebut terjadi di Desa Giriwarno, Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah pada Minggu (26/3/2023) malam, tepatnya pada pukul 08.10 WIB. Akibatnya, 11 rumah warga di sekitarnya rusak.
Polda Jawa Tengah menjelaskan bahwa korban meninggal, Mahfid memesan bahan petasan sebanyak 7,5 kilogram untuk diracik dan dijual. Adapun jasad korban ditemukan tak utuh saat melakukan olah Tempat Kejadian Perkara 9TKP).
2. Kesaksian Istri Korban
Kapolresta Magelang, Kombes Pol Ruruh Wicaksono mengatakan bahwa sebelumnya, korban Mahfid sempat naik ke lantai dua rumah kejadian ledakan maut petasan di Kaliangkrik tersebut.
“Atas keterangan dari pada istri korban, korban sempat naik ke lantai dua rumahnya dan kemudian terjadi ledakan,” ujar Ruruh Wicaksono, dikutip dari Tribun.
3. Sebabkan 11 Rumah Rusah dan 3 Korban Luka-Luka
Selain menmakan korban jiwa, ledakan maut petasan di Kaliangkring tersebut juga mengakibatkan lima rumah mengalami luka berat, termasuk rumah korban tewas, Mahfid. Sementara, 6 rumah lainnya mengalami kerusakan ringan.
“Korban luka masing-masing Nurhayah (41), Naela Janur (17), Nailatul (18) dirujuk ke RSUD Magelang,” ujar Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol M, Iqbal Alqudusy.
4. Sumber Ledakan
Pihak Polda Jawa Teengah menyebut bahwa mereka telah melakukan pemeriksaan dan investigasi terkait ledakan maut petasan di Kaliangkrik tersebut. Pihaknya menyampaikan, sumber ledakan itu berasal dari korban meninggal, yakni Mahfid (33).
“Yang bersangkutan atau korban memesan bahan petasan itu hampir 7,5 kilogram yang jadi sumber ledakan (tadi malam),” ungkap Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi.
Sementara itu, penyelidikan yang dibantu oleh tim Gegana, Inafis, dan Labfor tersebut juga menemukan bahan peledak berupa senyawa Potasiun, Sulfur, dan Alumunium.
Sehingga, pihak kepolisian meyakini bahwa korban tengah meracik bahan tersebut menjadi petasan yang dapat dijual. Selain itu juga ditemukan selongsong atau tempat mercon di lokasi kejadian.
5. Ganjar Mengimbau Warga Jateng Agar Tidak Main Mercon
Mengenai masalah ledakan maut petasan di Kaliangkrik tersebut, Ganjar Pranowo telah berkomunikasi dengan Bupati Magelang dan Kepolisian. Ia juga tegas meminta warganya untuk tidak lagi main-main petasan dari industri yang tidak resmi.
“Kalau bukan industri yang resmi itu kan berbahaya. Jangan pakai itu deh, (jangan) mercon-merconan dulu,” tegas Ganjar.