HomeNews NasionalDisebut 'Anak Ingusan' oleh Panda Nababan, Gibran Berikan Peringatan Serius Demi Generasi...

Disebut ‘Anak Ingusan’ oleh Panda Nababan, Gibran Berikan Peringatan Serius Demi Generasi Muda

Yogya.co, SLEMAN – Ucapan seorang politikus senior PDIP, Panda Nababan, yang menyebut Wali Kota Solo, Gibran, sebagai “anak ingusan” telah menciptakan kontroversi dan polemik di tengah masyarakat.

Bukan hanya netizen, tetapi Ketua DPP PSI, Ariyo Bimo, juga merasa geram dan memberikan tanggapan atas pernyataan yang dilontarkan oleh Panda tersebut.

Komentar Panda Nababan muncul dalam konteks diskusi mengenai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batasan usia presiden di bawah 40 tahun.

Awalnya, Panda Nababan menyatakan bahwa Gibran, selaku Wali Kota Solo, belum pantas untuk maju dalam Pilpres 2024 karena masih perlu banyak belajar dalam dunia politik.

Tanggapan serius pun diberikan oleh Gibran terhadap pernyataan tersebut. Putra sulung dari Presiden Joko Widodo ini hanya mengungkapkan keprihatinannya bahwa ucapan Panda Nababan dapat berdampak buruk bagi partainya sendiri.

Gibran menyatakan bahwa banyak anak muda saat ini merupakan generasi Z dan bukan milenial. Ia khawatir bahwa pernyataan yang mengandung diksi negatif dapat menyebabkan antipati terhadap partai politik.

Meskipun demikian, Gibran tetap menyatakan bahwa ia menghormati para politikus senior yang telah mengkritiknya karena mengakui kehebatan ilmu yang dimiliki oleh mereka.

Namun, Gibran menegaskan bahwa pernyataan semacam itu bisa menyebabkan anak-anak muda menjadi apatis terhadap dunia politik. Lebih lanjut, ia bahkan menyampaikan keprihatinannya bahwa anak-anak muda mungkin akan merasa terpinggirkan dalam dunia politik.

Dengan semangatnya, Gibran menyampaikan bahwa saat ini sedang ada upaya gencar untuk mengajak anak muda, bahkan yang masih bersekolah di tingkat SMA, untuk berpartisipasi dalam politik dan memberikan suara mereka dalam pemilihan umum mendatang.

Ia berharap agar anak-anak muda tidak menjadi golput atau malah mengalami ketidakpedulian terhadap politik.

Baca Juga :  Pasca Kebakaran Relokasi Pasar Johar, Pemerintah Janjikan Akan Ada Bantuan

Dalam pandangan Gibran, anak-anak muda adalah segmen pasar politik yang sangat penting. Ia berpendapat bahwa perlu menjaga hubungan baik dengan mereka dan menghargai perspektif serta aspirasi mereka.

Melalui dialog, partai politik dapat lebih memahami kebutuhan dan harapan anak muda, dan menciptakan lingkungan politik yang inklusif bagi mereka.

Gibran juga menyadari bahwa dalam dunia politik, kritik dan saran dari para senior sangat berharga. Ia menerima kritikan tersebut dengan penuh rasa hormat dan menjadikannya sebagai peluang untuk belajar dan berkembang.

Namun, ia berharap bahwa kritik tersebut disampaikan dengan bahasa yang bijaksana dan membangun, agar tidak menimbulkan perpecahan dan konflik di antara anggota partai politik dan masyarakat.

Lebih jauh lagi, penting bagi para politikus senior dan pemimpin partai politik untuk memberikan ruang bagi anak muda untuk berbicara dan berkontribusi dalam proses pengambilan keputusan.

Mereka harus memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk terlibat aktif dalam berbagai forum dan program politik.

Dengan cara ini, anak muda akan merasa dihargai dan diakui kehadirannya dalam politik, sehingga semakin termotivasi untuk berpartisipasi dan memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara.

Kritik yang disampaikan oleh Panda Nababan terhadap Gibran tentu saja dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Perdebatan ini seharusnya menjadi momen refleksi bagi partai politik dan masyarakat untuk lebih memperhatikan dan mendengarkan suara anak muda.

Semakin banyak anak muda yang aktif terlibat dalam politik, semakin besar peluang untuk menciptakan masa depan yang lebih baik dan harmonis bagi Indonesia.

Dalam menghadapi pemilihan umum mendatang, penting bagi para politikus senior untuk berbicara dengan bijaksana dan membangun ketika memberikan kritik terhadap generasi muda.

Baca Juga :  Final Miss World 2021 Diundur 90 Hari Karena COVID-19

Demikian pula, para pemimpin partai politik perlu menciptakan ruang partisipasi yang inklusif bagi anak-anak muda sehingga mereka merasa dihargai dan termotivasi untuk turut serta dalam proses politik.

Hanya dengan cara ini, anak-anak muda akan menganggap politik sebagai sarana penting untuk membawa perubahan positif bagi bangsa dan negara.

Dengan kesadaran bersama akan pentingnya peran anak muda dalam politik, diharapkan bahwa perdebatan mengenai “anak ingusan” ini akan menjadi momen penting dalam membangun kesadaran politik yang lebih baik dan meningkatkan partisipasi anak muda dalam pembangunan bangsa.

Politik haruslah menjadi wadah untuk menyuarakan aspirasi, bukan sekadar ajang saling klaim kebenaran. Semoga, di masa depan, para pemimpin politik dapat bekerja sama secara sinergis dengan generasi muda untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi Indonesia.

Dinna
Dinna
Wanita yang berkecimpung di dunia kepenulisan sejak duduk di bangku kuliah. Tak hanya di dunia jurnalistik, gadis kelahiran Gresik ini juga terjun di dunia Copy Writing dan SEO Content Writing hingga saat ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Related Articles