HomeNews YogyaSleman Diguyur Hujan Es Kemarin, Apa Penyebabnya?

Sleman Diguyur Hujan Es Kemarin, Apa Penyebabnya?

Yogya.co, YOGYAKARTA – Hujan deras disertai kilat dan angin kencang melanda beberapa wilayah di Yogyakarta seperti di Kabupaten Sleman dan Kulonprogo.

Tak hanya hujan air yang lebat, hujan es terpantau juga terjadi di beberapa lokasi di Sleman. Fenomena hujan es yang jarang terjadi ini pun sempat diabadikan oleh para netizen.

Hujan Es di Sleman

Melansir dari Kompas, Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Romadi menjelaskan fenomena hujan es yang terjadi di beberapa wilayah di Yogyakarta kemarin dikarenakan adanya aliran massa udara yang meningkat.

“Terpantau adanya pusat tekanan rendah di perairan selatan Jawa Barat,” jelas Romadi.

Adanya kondisi ini kemudian menyebabkan daerah konvergensi di perairan sebelah barat Sumatera hingga selatan Jawa bagian barat meningkatkan aliran massa udara di wilayah Jawa seperti Yogyakarta.

Selain itu, kelembapan udara yang tinggi pada lapisan 850 mb-500 mb berkisar 70 persen-90 persen juga mendukung terciptanya awan cumulonimbus.

Baca Juga: Geger Suara Dentuman di Jogja, Suara Apa Itu?

Indikasi

Awan cumulonimbus ini menjadi salah satu indikasi terjadinya hujan es berdurasi singkat. Adapun indikasi-indikasi lainnya yang menunjukkan akan terjadinya hujan es di antaranya sebagai berikut, seperti yang dikutip BMKG.

  • Sehari sebelumnya udara panas menyelimuti malam hari hingga pagi hari. Udara panas ini terjadi karena radiasi matahari yang cukup kuat dan ditunjukkan dengan adanya nilai perbedaan suhu udara disertai dengan kelembapan udara yang cukup tinggi di lapisan 700 mb.
  • Mulai pukul 10.00 pagi akan muncul awan putih berlapis-lapis, yakni awan cumulus dan di antaranya akan ada satu jenis awan dengan batas tepi berwarna abu-abu yang menjulang tinggi.
  • Awan ini kemudian akan berubah menjadi abu-abu atau hitam yang dikenal dengan sebutan awan cumulonimbus.
  • Pepohonan di sekitar pun akan bergoyang dengan cepat dan udara terasa dingin.
  • Selanjutnya, hujan deras akan mengguyur namun apabila hujan pertama yang turun adalah hujan gerimis maka pertanda angin kencang terjadi jauh dari tempat kita berada.
  • Biasanya hujan lebat diikuti angin akan terjadi apabila dalam satu hari hingga tiga hari tidak turun hujan di musim hujan atau pancaroba.
Baca Juga :  Tingkatkan Eskalasi Bisnis Kuliner Halal, Muslim Life Fair Jogja Suguhkan Produk Lokal Kompetitif

Mengutip dari laman BMKG, Rabu (23/02/2022), potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, hujan es, dan puting beliung ini masih akan melanda beberapa wilayah di Indonesia hingga Maret-April mendatang.

Oleh sebab itu, masyarakat diminta untuk tetap waspada akan dampak yang ditimbulkan, misalnya, banjir, tanah longsor, pohon tumbang, dan kondisi jalan yang licin.

Baca Juga: Angin Kencang Hantam Gunungkidul, Ratusan Rumah Warga Rusak!

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Related Articles