Yogya.co, SLEMAN – Tiga gubernur di Pulau Jawa, yakni Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Ganjar Pranowo selaku gubernur Jawa Tengah, dan Gubernur Jawa Timur, yakni Khofifah Indah Parawansah akan melakukan revitalisasi kebudayaan jawa.
Proses tersebut akan dilangsungkan melalui kongres bersama dengan tujuan untuk mendinamiskan kebudayaan Jawa. Pasalnya, kebudayaan Jawa sendiri dinilai sangat statis atau jalan di tempat hingga saat ini.
“Kita dinamiskan kembali kebudayaan Jawa melalui revitalisasi, reaktualisasikan kembali sehingga kebudayaan Jawa menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, dikutip dari Suara Jogja, Selasa (25/10/2022).
Baca Juga: Gerhana Matahari 25 Oktober 2022 Tidak Terlihat di Indonesia, Ini Sebabnya
Menurut Dian, Revitalisasi kebudayaan Jawa ini mendesak untuk dilkakukan. Sebab, di tengah gempuran budaya asing yang kian masif hadir di tengah masyarakat, kebudayaan Jawa dinilai banyak yang tidak berkembang.
Oleh karena itu, ketiga wilayah Jawa tersebut mencoba mengidentifikasi permasalahan yang ada dalam keragaman kebudayaan Jawa. Nantinya, hasil pemetaan tersebut akan didiskusikan bersama dalam kongres kebudayaan Jawa pada 14-17 November 2022 mendatang.
“Masing-masing propinsi kemudian memetakan potensi budaya, termasuk obyek kebudayaan yang kemudian diidentifikasi permasalahan dari obyek-obyek kebudayaan tersebut,” tegas Dian Lakshmi Pratiwi.
Tak hanya itu, ia juga menambahkan, melalui kongres kebudayaan yang melibatkan tiga propinsi di Jawa ini, secara bersama-sama akan melakukan penguatan kebudayaan.
Baca Juga: Wajib Dikunjungi! Ini Sederet Acara ‘Art Music Festival 2022’ di Hotel 101 Yogyakarta Tugu
Menariknya, Dian mengungkapkan bahwa cara-cara yang digunakan untuk melakukan revitalisasi ini bukanlah cara yang konvensional. Cara-cara baru yang akan dilakukan nantinya diharapkan dapat membuka wawasan budaya Jawa yang lebih luas.
Dengan begitu, kecerdasan-kecerdasan kebudayaan Jawa pun akan turut muncul. Sehingga, budaya-budaya asing yang masuk di tengah masyarakat pun tak lagi dikhawatirkan dapat menghilangkan budaya-budaya asli Jawa.
“Budaya di masing-masing provinsi yang lemah dikuatkan melalui kecerdasan sehingga distorsi jiwa kebudayaan tidak terjadi,” pungkasnya.