Yogya.co, SLEMAN – Beberapa tahun terakhir, pemerintah pusat selalu menekankan upaya pengendalian inflasi nasional. Hal tersebut dimaksudkan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Upaya pengendalian inflasi di DIY pun telah dilakukan secara maksimal.
Persoalan tersebut diungkapkan oleh Sekretaris DIY, Kadarmanta Baskara Aji, ketika membuka Konsinyering Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2022 Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY di Hotel Horison Ultima Yogyakarta, Rabu (8/2/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Aji mengatakan bahwa pengendalian inflasi di DIY memiliki pengaruh yang signifikan bagi perekonomian daerah maupun nasional.
“Pengendalian inflasi pada dasarnya sangat terkait dengan berbagai macam kinerja ekonomi kita, baik soal pertumbuhan maupun pemerataan ekonomi. Tampaknya hal ini menjadi perhatian pemerintah pusat secara serius,” tutur Aji, dikutip dari Portal Berita Pemda DIY, Jumat (10/2/2023).
Lebih lanjut, Aji mengutarakan bahwa kerja TPID DIY telah bekerja semaksimal mungkin untuk upaya pengendalian inflasi di DIY. Meski begitu, Aji melanjutkan, dirinya berharap kinerja TPID DIY bisa semakin ditingkatkan untuk ke depannya.
Adapun tugas riil TPID secara garis besar, menurut rangkuman Aji, ada dua komponen, yakni mengendalikan inflasi dengan stakeholder yang ada dan penilaian tim harus berupaya untuk bekerja lebih baik.
“Bukan ngarep-ngarep dipuji, tapi supaya kita dihargai pekerjaannya kalau kinerja ti, bagus. Kinerja tim yang baik pasti membawa pengendalian inflasi yang juga bagus. Untuk itu, mari kita tingkatkan kinerja TPID dengan melakukan berbagai inovasi,” lanjutnya.
Di samping itu, demi upaya pengendalian inflasi di DIY, Aji menekankan pentingnya upaya sosialisasi TPID kepada para konsumen. Dalam hal ini, dimaksudkan agar TPID DIY dapat sekaligus melakukan edukasi kepada masyarakat untuk tidak melakukan aksi panic buying (belanja berlebihan).
“Carilah inovasi-inovasi, bukan hanya dari sisi supply, tapi juga dari sisi permintaan. Kalau permintaannya ajek, pasti produksi juga akan ajek,” tuturnya.
Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi dengan Upaya Pengendalian Inflasi di DIY
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, Budiharto Setyawan mengatakan, pertumbuhan ekonomi DIY pada 2022 berada di atas 5% sesuai perkiraan.
Tingginya meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE) serta momentum Natal dan Tahun Baru 2023 menjadi penopang utama pertumbuhan pada triwulan IV 2022.
“Pergerakan inflasi DIY utamanya didorong oleh pergerakan harga komoditas hortikultura, ketersediaan pasokan, hambatan dalam proses distribusi, dan pola konsumsi masyarakat menjadi faktor yang berdampak terhadap pergerakan harga komoditas di DIY, DIY pun kerap alami kenaikan inflasi pada momen HBKN dan periode berlibur,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Budi menuturkan, untuk 2023 khususnya di bulan Januari, infalsi di DIY mengalami penurunan seiring dengan turunnya harga BBM. Dari hasil rilis BPS, DIY pada bulan Januari 2023 mengalami inflasi bulanan sebesar 0,17 persen. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan Desember 2022, yakni 0,65 persen.
“Walaupun pertumbuhan ekonomi DIY pernah tertinggi se-Jawa di 2022, yakni lebih dari 5%, tapi inflasi di tahun 2022 kita tercatat besar 6,49%. Artinya kita masih ada minus karena inflasi lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonominya. Untuk itu upaya pengendalian inflasi masih harus terus dilakukan,” imbuhnya.