Yogya.co, JAKARTA – Harga minyak dunia yang melambung tinggi, yakni di atas US$ 100 per barel, bahkan sempat mencapai US$ 130 per barel membuat PT Pertamina (Persero) didorong untuk segera menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax.
Melansir dari laman Kementerian ESDM, tingginya harga minyak minyak dunia ini memang sangat berpengaruh pada harga BBM di Indonesia.
Batas harga jual BBM umum RON 92 bulan Maret saja sebesar Rp14.526 per liter meski pada bulan sebelumnya harga minyak belum setinggi bulan Maret.
Baca Juga: Resmi Naik Hari Ini! Berikut Daftar Harga Terbaru Pertamax Turbo – Dexlite
Untuk itu diperkirakan harga batas atas BBM umum RON 92 bulan April nanti diperkirakan akan mencapai Rp16.000 per liter.
“Dengan mempertimbangkan harga minyak bulan Maret yang jauh lebih tinggi dibanding Februari, maka harga keekonomian atau batas atas BBM umum RON 92 bulan April 2022 akan lebih tinggi lagi dari Rp14.526 per liter, bisa jadi sekitar Rp16.000 per liter. Jadi sebagaimana yang telah disampaikan oleh Bapak Menteri ESDM, saat ini kita masih mencermati harga minyak ini, karena kalau berkepanjangan memang bebannya berat juga baik ke APBN, Pertamina dan sektor lainnya,” jelas Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Agung Pribadi.
Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan pun mendukung untuk harga pertamax naik. Akan tetapi, pihaknya mengusulkan agar kenaikan harga keekonomiannya tidak menyentuh Rp16.000 agar tidak terlalu memberatkan masyarakat.
“Saya mengusulkan ke Pertamina kalaupun naik ya di angka Rp12.000 lah, Rp12.000 something, jangan sampai Rp16.000 ataupun Rp14.000 karena masih terlalu berat lah bagi masyarakat,” usulnya seperti yang dikutip dari Detik.
Selain itu, terkait dengan usulan ini Pengamat Ekonomi dan Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi menyarankan agar Pertamina berpatokan pada SPBU swasta untuk menaikkan harga Pertamax sehingga kenaikan harga Pertamax ini tidak harus sesuai dengan harga keekonomiannya.
“Barangkali kita bisa berpatokan pada harga Pertamax-nya SPBU asing, Shell misalnya,” saran Fahmy Radhi.
Baca Juga: Imbas Rusia-Ukraina, Harga BBM Non Subsidi Naik Lagi