HomeEntertainmentSeni BudayaMraen Mimpi, Gerakan Literasi Jogja yang Berawal dari Mimpi

Mraen Mimpi, Gerakan Literasi Jogja yang Berawal dari Mimpi

Sejak akhir Desember 2017 hingga Agustus 2020, Muhammad Sidqi Irsyadi, seorang pemuda asal Jombang, Jawa Timur yang merantau ke Yogyakarta untuk kuliah memiliki mimpi yang besar.

Irsyad, begitu sapaan akrabnya, memanfaatkan sampah kertas untuk menciptakan sebuah gerobak baca di Jl. Tegal Mraen, Dukuh Sendangadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Mimpinya tentang rumah baca yang tumbuh sejak SMK terus terbawa hingga perantauan.

Gerakan Literasi dengan Media Gerobak

Mraen Mimpi, itulah nama gerakan literasi Jogja yang diinisiasi oleh Irsyad.

Dengan semangat, ia mendirikan Perpustakaan Mraen Mimpi Sleman Yogyakarta.

Gerakan ini menggunakan gerobak baca sebagai medianya, yang dinamai PELAN2 (baca: pelan-pelan), dengan filosofi bahwa mereka berproses pelan-pelan, dimulai dari apa yang bisa dilakukan: perpustakaan jalan-jalan.

Kegiatan TBM Mraen Mimpi
Kegiatan TBM Mraen Mimpi

Gerobak PELAN2 didirikan pada 8 Agustus 2020. Desainnya ringan dan mudah didorong, bahkan oleh anak-anak.

Gerobak ini terdiri dari 60% buku untuk anak-anak, 20% buku untuk remaja, dan 20% buku untuk dewasa.

Di dalamnya juga tersedia alat tulis seperti pensil, bolpoin, spidol, crayon, serta mainan edukasi seperti puzzle balok, puzzle datar, ular tangga raksasa, dan thinkers.

Irsyad merencanakan untuk menambahkan mainan tradisional ke dalam koleksi ini.

Sistem yang diterapkan pada PELAN2 adalah self-service, artinya pengunjung bisa mengambil buku yang mereka butuhkan tanpa harus mengisi daftar hadir atau mencatat buku yang dipinjam.

Semua aktivitas didasarkan pada kejujuran dan kesadaran untuk menjaga buku tetap dalam kondisi baik.

Jika buku yang dipinjam hilang atau rusak saat dikembalikan, peminjam tidak dikenakan denda.

Mereka bebas meminjam apa saja yang ada di PELAN2 secara gratis dan tidak dibatasi waktu.

Pengembangan Mraen Mimpi

Dikutip dari tulisan blognya, Irsyad mengaku, ide untuk membuat perpustakaan ini sudah muncul sejak SMK. Ia terinspirasi dari gerobak sayur keliling.

Baca Juga :  Sempat Ramai di Twitter: Cerita Horor Kecelakaan Bus Bukit Bego

Saat remaja, ia aktif dalam komunitas Forum Anak Jombang dan sering berkegiatan di Rumah Baca Gang Masjid (RBGM).

Dari situlah muncul keinginan untuk mendirikan rumah baca sendiri.

Muhammad Sidqi Irsyadi dan Gerobak PELAN2 Mraen Mimpi
Muhammad Sidqi Irsyadi dan Gerobak PELAN2 Mraen Mimpi

Namun, karena belum memahami langkah yang harus ditempuh, mimpi itu hanya bisa tersimpan hingga bangku kuliah.

Impian yang sempat tertunda itu akhirnya kembali muncul di pertengahan masa kuliah.

Berbekal keberanian, Irsyad memulai dengan mengumpulkan kertas bekas dari teman-teman kuliahnya, menjualnya, dan menggunakan hasilnya untuk membangun gerobak PELAN2.

Dengan bantuan media sosial, informasi tentang gerakan literasi Mraen Mimpi menyebar luas dan mendapatkan banyak dukungan, baik dari donatur maupun masyarakat sekitar.

Bahkan, ibu kos Irsyad, Muji, memberikan izin untuk menyimpan gerobak di halaman rumahnya dan mendukung penuh kegiatan perpustakaan ini.

Melihat perkembangan ini, niat Irsyad semakin kuat untuk menyusun rencana jangka panjang dalam mewujudkan Mraen Mimpi.

Untuk menjaga kepercayaan donatur, Irsyad membagikan perkembangan hasil kertas yang ia dapatkan, mulai dari pemasukan hingga keperluan yang ia belanjakan.

Pada awalnya, alumni Sekolah Tinggi Multi Media Yogyakarta ini menargetkan budget Rp 1,5 juta untuk modal membangun gerobak.

Waktu itu ia bisa mengumpulkan dana hingga Rp 800.000. Irsyad memutar otak agar mimpinya tetap bisa terwujud.

Dengan modal yang terkumpul, ia bekerja sama dengan pedagang mi ayam di sekitar kos. Dengan keahlian desainnya, Irsyad memberikan gambaran mengenai gerobak yang ia idamkan.

Setelah menanti selama sebulan, gerobak tersebut akhirnya jadi sesuai bayangan.

Untuk mengumpulkan koleksi Mraen Mimpi, Irsyad kembali memanfaatkan media sosial.

Suasana Sanggar Mraen Mimpi Samperin Buku
Suasana Sanggar Mraen Mimpi Samperin Buku

Pada tahun 2020, gerakan literasi Mraen Mimpi sudah memiliki 300 koleksi buku. Tambahan donasi dari para donatur juga membuahkan beberapa permainan edukasi.

Irsyad juga membuat kursi dari tumpukan kaleng bekas yang didapat dari orang-orang di sekitarnya agar pembaca lebih nyaman.

Baca Juga :  Ralat Bareskrim Polri: Juragan 99 Bukan Dilaporkan, Tapi Saksi

Kehadiran kursi dan meja semakin menarik perhatian anak-anak di sekitar dusun Mraen.

Mereka pun berkumpul saat perpustakaan ini beroperasi di pagi hari.

Tidak sedikit yang betah berlama-lama membaca buku koleksi Mraen Mimpi.

Beberapa anak bahkan datang beberapa jam sebelum perpustakaan dibuka dan ada yang meminta izin membawa pulang buku untuk dibaca di rumah.

Aksi dan Mimpi yang Terus Berlanjut

Irsyad berharap Mraen Mimpi bisa menjadi inspirasi bagi anak muda untuk terus bersemangat dalam menuntut ilmu dan tidak cepat menyerah meraih mimpi mereka.

Kegiatan TBM Mraen Mimpi KB Salam Jogja
Kegiatan TBM Mraen Mimpi KB Salam Jogja

Mraen Mimpi lahir dari keinginan Irsyad yang muncul saat masih bersekolah di SMK.

Awalnya, perpustakaan ini menggunakan gerobak untuk menyebarkan ilmu kepada anak-anak di sekitar.

Kini, gerakan literasi ini telah menyebar di berbagai tempat, termasuk Jombang dan Bekasi.

Program-program Mraen Mimpi tidak hanya menyediakan buku bacaan gratis, tetapi juga mengajak anak-anak untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan literasi.

Dengan semangat dan kerja keras Irsyadi, Mraen Mimpi telah menjadi contoh nyata bahwa literasi bisa tumbuh dari hal-hal sederhana dan membawa perubahan besar bagi masyarakat.

Untuk keperluan arsip, kegiatan dan buku koleksi di PELAN2 didokumentasikan melalui foto yang bisa dilihat di highlight Instagram Story @MraenMimpi.

Koleksi ini diperbarui setiap tiga bulan dan didonasikan ke perpustakaan, rumah baca, dan tempat lain, sehingga manfaatnya semakin luas.

Lokasi Sanggar Taman Mraen Mimpi

Sanggar Taman Mraen Mimpi terletak di Gang Mawar, Jl. Tegal Mraen No.101, RT.03/RW.10, Sendangadi, Dukuh, Kec. Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, 55285.

Juga, anak sanggarnya, Bookhill Residence di Jl. Woodhill Residence No.B1, RT.001/RW.011, Jatiluhur, Kec. Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat dan Samperin Buku di Sambong Permai No.F-24, Sambong Dukuh, Kec. Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Nizarizdi
Nizarizdihttps://www.linkedin.com/in/nizarizdi/
Nizar Izdihariya Ilmi, seorang pelajar dari negeri Yogyakarta yang mencintai buku-buku Pramoedya Ananta Toer. Hobinya melukis dan kuliner puisi. Aktivitasnya bisa dilihat di IG: @nizarizdi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Related Articles