Yogya.co, SLEMAN – Pernahkah terbayang di benak Anda sebuah pesan singkat atau SMS (Short Message Service) dapat terjual dengan harga yang sangat fantastis?
Berikut kami paparkan kisahnya.
Tersebutlah SMS pertama yang dikirim oleh seorang programmer asal Inggris, Neil Papworth, pada 3 Desember 1992.
SMS tersebut dikirim dari sebuah komputer ke telepon genggam Orbitel 901 milik Richard Jarvis, Direktur dari perusahaan telekomunikasi asal Inggris bernama Vodafone.
Isi SMS berupa ucapan singkat selamat Natal dalam bahasa Inggris yang berbunyi “Merry Christmas.”
Dilansir dari situs cbc.ca (12/04/2017), Papworth mengatakan bahwa Jarvis tidak bisa membalas SMS yang ia kirimkan.
Sebab pada saat itu, telepon genggam belum memiliki keyboards yang mendukung.
Baru pada tahun 1994, berkat munculnya Nokia 210, telepon genggam mampu melakukan pengiriman SMS.
SMS pertama di dunia tersebut terjual sebagai NFT (Non-Fungible Token) dengan harga €132,680 — yang saat itu bernilai sekitar Rp1.7 miliar — dalam sebuah lelang yang diselenggarakan di Aguttes Auction House Paris.
Pembeli NFT SMS pertama yang masih anonim ini pun menerima replika dari protokol komunikasi asli yang mentransmisikan SMS.
Selain itu, ia juga mendapatkan replika SMS dalam bingkai digital dengan animasi 3D.
Kemudian, Vodafone melalui situs edition.cnn (23/12/21) mengungkapkan bahwa hasil penjualan NFT akan disumbangkan pada United Nation Refugee Agency.
Baca juga: Robot Hidup Pertama di Dunia yang Dapat Berkembang Biak Sendiri
NFT & Digital Art
NFT sendiri merupakan sertifikat bukti kepemilikan barang digital yang tercatat dalam blockchain.
Dan untuk membeli NFT, Anda tidak bisa menggunakan mata uang biasa melainkan harus menggunakan mata uang kripto.
NFT digadang-gadang mampu memberi nilai tinggi dan status kepemilikan permanen terhadap berbagai berbagai objek digital.
Sebab apa yang sudah tercatat dalam Ethereum blockchain sifatnya permanen.
Dimana suatu objek digital yang sudah terdaftar menjadi NFT akan memiliki unique ID yang tidak dapat dimodifikasi, digandakan, maupun dihapus.
Jadi ketika karya terjual, sistem blockchain akan mencatatnya dan seniman pemilik copyright akan mendapatkan royalti.
Maka dari itu NFT hadir bagai pintu emas bagi para seniman digital, agar kepemilikan karya mereka tidak mudah dicuri.