HomeEkonomiBerita TrendingIndonesia Raih 5 Komitmen Investasi Sektor Energi RI di KTT G20, Mulai...

Indonesia Raih 5 Komitmen Investasi Sektor Energi RI di KTT G20, Mulai dari Biden Hingga MBZ

Yogya.co, SLEMANAgenda Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali masih terus berlangsung hingga hari ini, Rabu (16/11/2022). Sepanjang berjalannya acara tersebut, telah tercatat sejumlah komitmen investasi sektor energi RI, baik dari negara anggota G20 maupun non-anggota.

Selain itu, terdapat pula lembaga keuangan internasional yang turut  memberikan komitmen investasi kepada Indonesia. Salah satu bentuk komitmen tersebut untuk sektor energi RI.

Adapun beberapa daftar komitmen investasi di sektor energi yang berhasil diraih oleh Indonesia selama rangkaian acara KTT G20 adalah sebagai berikut.

1. Komitmen Investasi Amerika Serikat

Adapun beberapa komitmen investasi Amerika Serikat untuk Indonesia terdiri dari beberapa macam. Di antaranya adalah sebagai berikut.

Indonesia Just Energy Transition Partnership (JETP)

Di sela agenda KTT G20, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengumumkan peluncuran kemitraan Just Energy Transition Partnership.

Kemitraan tersebut terjalin antara Pemerintah Insonesia dengan Intenational Partners Group (IPG) yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Jepang. Komitmen investasi ini akan memobilisasi komitmen pembiayaan senilai US$20 miliar atau sekitar Rp310,7 triliun selama 3-5 tahun mendatang.

Hal ini dalam rangka membantu Indonesia dalam melakukan transisi energi yang ambisius dan adil. Adapun yang termasuk di dalamnya adalah mencapai target net zero 2050, pengembangan energi terbarukan, hingga pengurangan secara bertahap dalam pengoperasian PLTU berbasis batu bara.

Dari jumlah US$20 miliar tersebut, sebanyak US$10 miliar nantinya akan dimobilisasi oleh anggota IPG. Di mana yang termasuk dalam keanggotaan tersebut adalah Kanada, Denmark, Uni Eropa, Prancis, Jerman, Italia, Norwegia, dan Inggris.

Sementara US$10 miliar yang lainnya akan dimobilisasi dan difasilitasi oleh Glasgow Financial Aliance for Net Zero (GFANZ). Yang di dalamnya terdiri atas Bank of America, Citi, Deutsche Bank, HSBC, MUFG, dan Standard Chartered

Millennium Challenge Corporation (MCC) Compact

Selain menggemborkan JETP, pertemuan Presiden Joko Widodo dan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, jelang KTT G20, juga sukses menuntaskan negosiasi untuk meluncurkan Millennium Challenge Corporation (MCC) Compact senilai US$698 juta.

Adapun nilai tersebut terdiri dari US$649 juta dari Amerika Serikat dan US$49 berasal dari Indonesia. Kesepakatan tersebut akan mendukung adanya pengembangan infrastruktur transportasi sadar iklim berkualitas tinggi pada lima provinsi yang ada di Indonesia.

Baca Juga :  Sebut 2023 Tahun Efisiensi, Meta Pecat Karyawan Putaran Kedua Besar-Besaran

Selain itu, program ini juga akan digunakan sebagai mobilisasi modal untuk mendukung pembangunan Indonesia, yang salah satunya adalah dengan mambangun kapasitas pasar keuangan Insonesia, dan meningkatkan akses keuangan untuk UMKM dan usaha yang dimiliki perempuan.

Lebih lanjut, MCC Compact juga akan mendukung program penonaktifan PLTU sebagai bagian dari perluasan program JETP.

ExxonMobil

Joe Biden juga mengumumkan adanya kera sama antara ExxonMobil dan PT Pertamina (Persero) senilai US$2,5 miliar untuk pengembangan hub carbon capture and storage (CSS).

Kerja sama antara Pertamina dan ExxonMobil dilakukan melalui studi bersama untuk melihat potensi penyimpanan karbon dioksida (CO2) di formasi saline di wilayah kerja Pertamina.

Melalui kerja sama ini, Pertamida dan ExxonMobil akan mematangkan dan menyiapkan rancangan model komersial untuk pengembangan hub CCS regoional di wilayah kerja PT Pertamina Hulu Energi OSES dengan potensi untuk menyimpan CO2 domestik dan internasional.

2. Uni Emirat Arab (UEA)

Tak hanya Joe Biden, hasil pertemuan Presiden Jokowi dengan Presiden Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) mengumukan komitmen kerja sama antara PT Pertamina (Persero) dengan dua perusahaan energi asal Uni Emirat Arab (UEA), yakni Masdar dan abu Dhabi National Oil Company (ADNOC).

Adapun kerja sama ini berusaha untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Blok Rokan dengan periode perjanjian kerja sama selama dua tahun. Keduanya berkomitmen untuk memberikan solusi yang reliable dan kompetitif dalam pengembangan PLTS Rokan Phase 2 dan Phase 3 di WK Rokan.

Selain, itu, Pertamina juga akan melakukan kerja sama dengan ADNOC terkait potensi kerja sama produksi Polyolefin di Indonesia. Periode peranjian tersebut adalah 12 November 2022 hingga 12 November 2023.

Komitmen ini memiliki potensi untuk mengeksplor kesempatan partisipasi dalam proyek cracker dan turunan baru dari proyek Polyolefin PT Kilang Pertamina International (KPI) di Indonesia.

Dalam hal ini ADNOC berminat untuk pemanfaatan teknologi ADNOC Polyolefin, potensi pemasaran produk Polyolefin oleh ADNOC, serta suplai feedstock seperti naphta, LPG, dan Propane.

Baca Juga :  Ramai Diserbu Usai TV Analog Dimatikan, Ini Perbedaan Set Top Box dan Android TV Box

Baca Juga: Emmanuel Macron Jadi Sorotan, Ini 4 Fakta Aktivitasnya dalam KTT G20

3. Komitmen Investasi Turkiye

PT Perusahaan Gas Negara Tbk  (PGAS) menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan perusahaan energi asal Turkiye, BOTAS, pada Minggu (13/11/2022) lalu. Hal tersebut terkait dengan pengembangan infrastruktur serta pasar gas dan liquefied natural gas (LNG) antar dua negara.

Direktur Utama PGN, M. Haryo Yunianto, menerangkan bahwa kerja sama PGN dengan BOTAS tidak hanya sebatas suplai gas bumi dan LNG.

Namun, komitmen investasi tersebut juga mengenai pengembangan kerja sama hidrogen, infrastruktur LNG, LNG Trading, fasilitas storage gas bumi bawah tanah, pengembangan SDM, dan potensial bisnis lainnya, seperti pengembangan infrastruktur seperti FSRU dan terminal LNG.

4. Arab Saudi

PT PLN (Persero) juga menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan energi Saudi Arabia, yakni ACWA Power, Senin (14/11/2022). Kerja sama itu berkaitan dengan penjajakan perluasan kerja sama di sektor energi baru terbarukan (EBT).

PLN dengan ACWA Power sebelumnya telah terjalin dalam pembagunan PLTS Terapung di Singkarak dan Saguling.

Sedangkan, dengan adanya sub-holding PT Pertamina (persero), Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), ACWA Power menandatangani joint development agreement (JDA) untuk Pasokan Utilitas Inti Proyek Grass Root & Petrokimia Tuban.

5. Komitmen Investasi Asian Development Bank (ADB)

PT PLN (Persero) juga mendapat dukungan dari Asian Development Bank (ADB) terkait rencana pensiunan dini PLTU batu bara lewat skema Energy Transition Mechanism (ETM).

Penandatanagan perjanjian antara PLN dan ADB ini menyepakati perjajakan pensiun dini PLTU pertama yang dimiliki produsen listrik swasta (IPP), yakni PLTU Cirebon-1 berkapasitas 660 megawatt melalui skema ETM.

Ketika kesepakatan tercapai, ADB akan memberikan fasilitas pensiun dini dalam bentuk senior debt. Adapun syarat tenor perjanjian jual beli antaran CEP dan PLN itu akan dipersingkat melalui ETM.

Itulah beberapa koimitmen investasi sektor energi yang didapatkan Indonesia dari KTT G20.

Dinna
Dinna
Wanita yang berkecimpung di dunia kepenulisan sejak duduk di bangku kuliah. Tak hanya di dunia jurnalistik, gadis kelahiran Gresik ini juga terjun di dunia Copy Writing dan SEO Content Writing hingga saat ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Related Articles