Yogya.co, JAKARTA – Keamanan siber telah menjadi ancaman serius yang harus diwaspadai oleh semua kalangan, tak terkecuali individu, bisnis, perusahaan, hingga pemerintah.
Bahkan dalam beberapa tahun terakhir, di Indonesia sendiri cukup marak terjadi kasus kejahatan siber yang amat merugikan melalui satu modus, yakni pencurian data.
Hal ini yang kemudian menjadi salah satu latar belakang dihelatnya IndoSec 2024 pada 24-25 September 2024.
IndoSec adalah sebuah perhelatan acara tahunan bergengsi di bidang keamanan siber (cybersecurity).
Memasuki tahun edisi ke-7, tema yang diusung kali ini adalah “Encrypting Indonesia for a Secure Tomorrow”.
Acara yang digelar pada 24-25 September 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, mempertemukan lebih dari 2000 praktisi dan keamanan siber baik dari dalam negeri hingga mancanegara.
Berbagai perusahaan terkemuka yang berkaitan dengan keamanan, seperti Cloudflare, Kaspersky, Mastercard, hingga Google Cloud Security pun turut memeriahkan acara tersebut.
Sementara itu, Asosiasi Cloud dan Hosting Indonesia, ACHI, juga hadir dalam gelaran IndoSec 2024 sebagai mitra asosiasi.
Rangkaian acara ini dibuka dengan sambutan R. Tjahjo Khurniawan, S.T., M.Si, selaku Penjabat Deputi Bidang Strategi dan Kebijakan Keamanan Siber dan Kripto.
Berbagai topik dan isu terkait strategi, studi kasus, pencegahan terhadap ancaman siber, hingga perkembangan AI menjadi pembahasan utama selama acara berlangsung.
Sebagai penutup dalam edisi ke-7 gelaran IndoSec 2024, terdapat pula ajang penghargaan bertajuk “IndoSec Awards 2024” yang bertujuan untuk mengapresiasi para profesional serta perusahaan yang secara aktif berkontribusi dalam meningkatkan keamanan siber di tanah air.
Ajang ini melibatkan 300 kandidat untuk meraih penghargaan dalam tujuh kategori yang berbeda, dengan juri yang terdiri dari para pakar keamanan siber terkemuka, salah satunya yaitu Rendy Maulana, selaku Ketua Umum ACHI.
Dengan adanya IndoSec 2024, diharapkan para peserta yang hadir mendapatkan ilmu terkait keamanan siber, serta belajar banyak mengenai studi kasus terbaru dari orang-orang berpengaruh di bidang keamanan siber, seperti CISO, CIO, CTO, CDO, VP/Direktur/Kepala Keamanan Informasi, Keamanan Siber, TI, Forensik Digital, Risiko, Kepatuhan, Penipuan, dan sebagainya.
Pada akhirnya, ini juga akan mendorong adanya perubahan dan peningkatan kualitas keamanan siber di Indonesia.