Yogya.co, BELARUSIA – Untuk pertama kalinya usai invasi Rusia ke Ukraina pada Kamis (24/02/2022), delegasi dari kedua negara ini mengadakan pertemuan pada Selasa sore kemarin (28/02/2022) di perbatasan Belarusia.
Perundingan di Belarusia ini dilakukan dengan harapan tercapai perdamaian antara kedua negara ini.
Baca Juga: Dampak Invasi ke Ukraina, FI GP Rusia 2022 Resmi Dibatalkan
Rusia Ukraina Terkini
Sepakat Berunding Lagi
Akan tetapi, perundingan tersebut tidak membuahkan hasil. Kedua negara sepakat untuk kembali melakukan perundingan untuk menghasilkan kesepakatan gencatan senjata yang dituntut oleh Ukraina.
“Setiap pihak telah menentukan pemetaan keputusan. Agar keputusan ini dapat diimplementasikan, seluruh pihak setuju untuk kembali berkonsultasi ke ibu kota masing-masing,” jelas Mikhaylo Podolyak selaku degalasi Ukraina, seperti yang dikutip dari CNN Indonesia.
Konvoi Militer Rusia
URGENT: Russian convoy 27 kilometers long heading to #Kyiv right now. #Ukraine pic.twitter.com/KSAcdiTMGy
— 🇺🇦24 (@newsukraine24) February 28, 2022
Sebelum melakukan perundingan, citra satelit Maxar Technologies menangkap adanya konvoi militer Rusia sepanjang 27 kilometer di sekitar 64 kilometer barat laut Kiev.
Konvoi pasukan Rusia tersebut terdiri atas artileri manual, tank, kendaraan lapis baja serta kenaraan logistik lainnya.
Konvoi pasukan tersebut kemudian berhasil mencapai pinggiran Kiev, Ukraina.
Ukraina pun telah mengungkapkan tuntutan kepada Rusia untuk gencatan senjata serta menarik pasukan-pasukannya dari Ukraina, seperti yang dikutp dari CNN Indonesia dan Detik.
Baca Juga: Serangan Rusia: Ratusan Warga Tewas, NATO Bantu Ukraina
Rusia Ingin Damai
Dalam perundingan ini, delegasi Rusia sekaligus penasihat kepresidenan Rusia, Vladimir Medinsky mengungkapkan bahwa Rusia menginginkan adanya kesepakatan untuk damai, “Kami jelas memiliki kepentingan untuk mencapai sejumlah kesepakatan sesegera mungkin,” jelasnya.
Presiden Rusia, Vladimir Putin menjelaskan bahwa invasi Rusia ke Ukraina ini bisa berakhir apabila Ukraina dapat bersikap netral serta tidak memihak pada negara Barat.
Selain itu, Ukraina harus mengakui kekuasaan Rusia atas Crimea.
Swiss Beri Sanksi
Jika biasanya memilih untuk bersikap netral, sikap berbeda dilakukan Swiss terhadap invasi Rusia ke Ukraina kali ini.
Swiss memilih untuk bersikap tidak netral dan memberikan sanksi keuangan kepada Preiden Vladimir Putin, Perdana Menteri Mikhail Mishustin serta Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov.
Pelarangan 36 Maskapai Asing
Mulai Senin (28/02/2022) kemarin, Pemerintah Rusia juga telah membuat keputusan untuk melarang sejumlah 36 maskapai asing dari Eropa melintasi langit Rusia.
Sejumlah maskapai asing tersebut hanya diizinkan melintasi wilayah udara Rusia dengan adanya izin khusus.
Keputusan ini diputuskan sebagai bentuk pembalasan atas tindakan negara-negara Eropa yang melarang adanya pernerbangan dari Rusia yang mendarat di negara mereka.
Ratusan Mengungsi & Ribuan Tewas
Kondisi Rusia dan Ukraina terkini semenjak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina tercatat sebanyak 102 warga tewas serta 304 warga di Ukraina mengalami luka-luka.
Selain itu, lebih dari 500 ribu warga mengungsi dari Ukraina ke lokasi-lokasi yang lebih aman. Salah satu lokasi pengungsian warga, yakni berada di Polandia.
Kementerian Pertahanan Ukraina juga telah mengklaim ada lebih dari 5.000 Tentara Rusia yang tewas dalam pertempuran ini.
Akan tetapi, belum diketahui apakah klaim tersebut benar adanya.
Meskipun begitu, Kementerian Pertahanan Inggris memperikirakan Rusia telah kehilangan banyak korban jiwa akibat invasinya.
Baca Juga: Mencekam! Rusia Umumkan Perang, Terjadi Ledakan di Ukraina