Setelah delapan tahun rehat dari dunia penulisan novel, pengarang ternama Eka Kurniawan kembali dengan novel terbarunya yang berjudul Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong.
Novel ini akan pertama kali terbit dalam edisi premium dengan kemasan hardcover berjaket, didesain oleh seniman kenamaan asal Yogyakarta, Wulang Sunu.
Edisi reguler dari novel Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong baru akan tersedia pada 31 Juli 2024, yang telah dinantikan oleh para penggemar literasi di seluruh Indonesia.
Biografi Eka Kurniawan

Eka Kurniawan, lahir di Tasikmalaya dan lulusan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, adalah penulis dari beberapa novel terkenal seperti Cantik Itu Luka (2002), Lelaki Harimau (2004), Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (2014), dan O (2016). Karya-karya Eka Kurniawan telah diterjemahkan ke lebih dari tiga puluh bahasa, dan ia telah menerima penghargaan bergengsi seperti Emerging Voice Financial Times/Oppenheimer Award 2016 dan Prince Claus Awards 2018.
Dalam novel-novelnya, Eka Kurniawan sering kali menyisipkan kritik sosial yang tajam melalui alur cerita yang menarik dan karakter yang kompleks.
Eka Kurniawan tidak hanya dikenal sebagai novelis, tetapi juga sebagai penulis cerita pendek, esai, dan skenario film.
Karya-karyanya, termasuk Cantik Itu Luka yang memenangkan penghargaan World Readers’ Award 2016, telah membawa nama Eka Kurniawan menjadi salah satu penulis sastra Indonesia yang diakui secara internasional.
Dengan gaya penulisannya yang unik dan berani, novel-novel Eka Kurniawan selalu berhasil menarik perhatian pembaca di seluruh dunia.
Kabar mengenai peluncuran Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong disambut dengan antusias oleh para pembaca setia Eka Kurniawan.
Novel ini, yang menghadirkan cerita yang kuat dan karakter yang kompleks, dijamin akan menjadi salah satu karya yang tak terlupakan dari Eka Kurniawan.
Jangan lewatkan kesempatan untuk mendapatkan edisi premium dan bertemu langsung dengan sang penulis dalam tur bukunya di kota-kota besar Indonesia.
Sinopsis Novel Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong
Novel Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong mengikuti kisah Sato Reang, seorang anak yang memilih untuk meninggalkan jalan hidup religius yang diajarkan oleh ayahnya.
“Aku berhenti pergi ke masjid. Aku berhenti sembahyang. Aku tak lagi mengucapkan doa sebelum tidur. Sato Reang makan menggunakan tangan kiri, bodo amatlah, dan masuk ke rumah tanpa mengucapkan salam. Sato Reang bisa makan kenyang. Ia bisa tertawa riang untuk lelucon paling garing. Ia bisa tidur nyenyak, seperti sebongkah pohon, dan terbangun dengan perasaan penuh binar.”

Dalam novel Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong, Eka Kurniawan kembali menunjukkan kepiawaiannya dalam mengolah cerita yang mengandung unsur-unsur realisme magis dan kritik sosial yang tajam.
Kehadiran novel ini menegaskan posisi Eka Kurniawan sebagai salah satu penulis sastra terkemuka di Indonesia dan dunia.
Bagi para penggemar literasi, novel ini adalah sebuah karya yang wajib dibaca dan dimiliki.
Tema dan Karakter Novel Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong
Novel Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong menghadirkan tema-tema kebinatangan dan kepatuhan melalui karakter Sato Reang yang memberontak dari norma-norma religius yang ditanamkan oleh ayahnya.
Judul novel ini, Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong, menggambarkan dualitas dan konflik batin Sato Reang.
Eka Kurniawan mengajak pembaca untuk menyelami pergulatan batin seorang anak yang mencoba mencari jati diri di tengah tekanan sosial dan religius yang ketat.
Eka Kurniawan telah lama dikenal dengan gaya penulisannya yang khas dan kemampuannya untuk menggabungkan elemen-elemen realisme magis dengan kritik sosial.
Dalam novel Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong, Eka Kurniawan menggunakan gaya narasi yang kuat dan menggugah, mencerminkan pergulatan batin tokoh utama.
Prolog novel ini memberikan gambaran mendalam tentang perjalanan spiritual dan pemberontakan Sato Reang.
“Berbuatlah sedikit dosa, Jamal,” kata Sato Reang kepada satu kawan sekelasnya. Jamal adalah anak yang saleh, selalu sembahyang lima kali sehari, juga rajin mengaji. “Pahalamu sudah banyak. Bertumpuk-tumpuk. Tak akan habis dikurangi timbangan dosamu.”
Desain Sampul dan Edisi Premium Novel Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong
Sampul novel yang cantik, hasil desain Wulang Sunu, menambah daya tarik novel ini, sementara edisi premium dengan kemasan hardcover berjaket menjadikan novel ini sebagai koleksi yang layak dimiliki oleh para penggemar literasi.
Sebelumnya, sebagian pembaca beruntung telah mendapatkan novel ini melalui program AMKM First Readers, Pre Order on the Spot, yang diadakan di Gramedia Margonda Depok dan Gramedia Emerald Bintaro pada Minggu, 7 Juli.
Selama masa pra pesan, dari 8 hingga 15 Juli 2024, novel ini dihargai spesial sebesar Rp125 ribu, dari harga normal Rp159 ribu, lengkap dengan tanda tangan Eka Kurniawan, stempel kayu Ex Libris, postcard, dan bookmark.
Tur Buku dan Promosi Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong
Eka Kurniawan, dikenal luas karena karya-karyanya yang memadukan unsur realisme magis dan kritik sosial, akan melakukan tur buku ke beberapa kota besar di Indonesia seperti Medan, Makassar, Yogyakarta, dan Bandung sebagai bagian dari promosi novel terbarunya ini.
Eka Kurniawan direncanakan akan melakukan book tour ke beberapa kota di Indonesia seperti Medan, Makassar, Yogyakarta, Bandung, dan lainnya.
Bagi kalian yang ingin mendapatkan novel ini, segera lakukan pemesanan melalui laman resmi Gramedia atau akun e-commerce Gramedia.
Ulasan yang sangat menarik dan membakar semangat anak muda untuk senantiasa mengembangkan lagi budaya membaca dan cinta sastra, lanjutkan, Nak