Yogya.co, SLEMAN – #YogyaTidakAman sedang trending di Twitter pada hari ini (28 Desember 2021) karena kasus klitih semakin merebak dan tidak mengenal waktu. Klitih adalah tindakan di mana anak-anak muda yang biasanya pelajar keluar di malam hari untuk ‘mencari angin’.
Namun, tidak hanya sekadar ‘mencari angin’, mereka juga akan mencari mangsa untuk dilukai dengan senjata tajam. Tujuan dari klitih ini adalah untuk menunjukkan kekuatan gank anak sekolah.
Hari Senin, 27 Desember 2021 sekitar pukul 18.00 WIB telah terjadi tindakan kriminal klitih yang melukai seorang perempuan dan kejadian tersebut menjadi puncak di mana warga geram dengan tindakan klitih.
Dianggap mengancam nyawa, banyak warga Twitter yang menggaungkan tagar #YogyaTidakAman dan #SriSultanYogyaDaruratKlitih serta turut mengomentari pendapat GKR Hemas yang menganggap kriminalitas yang terjadi masih dalam batas wajar.
Dari tagar tersebut banyak warganet yang mengungkapkan kekecewaan terhadap aparat serta pemerintah daerah yang tidak serius menangani kasus klitih yang meresahkan.
JBM sebagai Solusi Menekan Angka Klitih
JBM atau Jam Belajar Masyarakat adalah kegiatan di mana orangtua ikut terlibat dalam proses pembelajaran anak di rumah pada pukul 18.00 – 21.00. Program Jam Belajar Masyarakat ini dicetuskan oleh Wasis Siswanto, BA warga Tegalrejo Yogyakarta.
Tercetusnya program JBM ini karena Bapak Wasis Siswanto ingin mencari solusi agar salah satu anaknya bisa naik kelas, yaitu dengan ikut terlibat mengawasi anak dan membantunya saat belajar selama dua jam per hari.
Dengan melaksanakan kembali program JBM, diharapkan anak-anak akan menghabiskan waktu bersama orangtua di rumah, belajar dan beristirahat alih-alih keluar rumah. Pada tahun 1980-an hingga 1990-an, program ini dapat berjalan dengan lancar dan dilakukan di berbagai wilayah di DIY.
Lancarnya program tersebut tidak lepas dari peran orangtua serta Lembaga Kemasyarakatan Desa seperti RT, RW untuk turut serta mengambil peran dalam mengawasi anak-anak. Bila program ini dilancarkan kembali dan warga setempat bisa bekerja sama dalam menjaga anak-anak, maka angka klitih bisa ditekan.
Selain itu, berikan juga pendidikan karakter, lancarkan komunikasi asertif antara orangtua dan anak, dan mengaktifkan ronda atau siskamling agar lingkungan selalu aman dari tindakan kriminal apapun supaya menjadikan #YogyaKembaliAman.