HomeEntertainmentSeni BudayaMenilik Sejarah Jalan Prawirotaman, Kenapa Bisa Jadi Kampung Turis Jogja?

Menilik Sejarah Jalan Prawirotaman, Kenapa Bisa Jadi Kampung Turis Jogja?

Jalan Prawirotaman dikenal sebagai kampung turis atau kampung bule di Jogja. Terletak di Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta, kawasan Prawirotaman terkenal sebagai pusat penginapan para backpacker asing.

Jadi, tidak heran kalau Jalan Prawirotaman Yogyakarta ini dijuluki sebagai kampung turis. Daya tarik lainnya dari kawasan ini adalah banyaknya tempat-tempat unik yang bisa kamu kunjungi. Mulai dari toko aksesoris, kebaya, kafe-kafe, bar, gelato, dan masih banyak lagi.

Dibalik ketenarannya sebagai kampung turis Jogja, ternyata Prawirotaman punya sejarah yang menarik, lho. Jadi begini ceritanya!

Markas Para Prajurit

Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, kawasan ini menjadi salah satu markas bagi para prajurit yang berjuang. Prajurit yang bermarkas di sini datang dari berbagai daerah di Indonesia.

Mereka menjadikan kawasan tersebut untuk tempat berdiskusi, menyusun strategi, dan merencanakan pertempuran.

Sebelumnya, kawasan Prawirotaman II dan III lebih dikenal sebagai Jalan Gerilya. Kawasan tersebut konon menjadi markas Pasukan Hantu Maut. Pasukan ini merupakan kumpulan pasukan gerilyawan yang berasal dari pemuda-pemuda kampung Pujokusuman, Brontokusuman, Prawirotaman, dan Karang Kajen yang dibentuk pada sekitar tahun 1949.

Hadiah untuk Prawirotomo

Pada abad ke-19, Jalan Prawirotaman Jogja dikenal sebagai kawasan elite. Mengutip dari Liputan6, nama Prawirotaman diambil dari kata Prawirotomo yang merupakan gabungan dari Prawiro dan Tama. Kata Prawiro sendiri berarti prajurit, berani, perwira. Sementara tama punya arti ahli atau pandai.

Keraton Yogyakarta memberikan kawasan ini kepada sekelompok prajurit kraton bernama Prawirotomo pada abad ke-19. Di sini, Prawirotomo membangun rumah kediaman mereka. Prawirotomo mendapatkan kawasan tersebut sebagai hadiah atas jasa Prajurit Prawirotomo dalam membantu Sultan Hamengkubuwono melawan penjajah Belanda.

Toko souvenir di Jalan Prawirotaman
Toko souvenir di Jalan Prawirotaman (foto: Farissa Ashari via Google Review)

Terkenal sebagai Kampung Batik

Seiring berjalannya waktu, kawasan tersebut berkembang menjadi daerah pemukiman. Kampung tersebut menjadi tempat bermukim trah keturunan prajurit Prawirotomo.

Baca Juga :  Mengenal Sejarah Mubeng Beteng, Tradisi untuk Memperingati Malam 1 Suro di Jogja

Trah keturunan ini banyak menggunakan nama Prawiro. Beberapa trah yang cukup terkenal pada masanya adalah Werdoyoprawiro, Suroprawiro, Mangunprawiro, Mertoprawiro, Pideksoprawiro, dan Gondoprawiro.

Selain sebagai keturunan abdi dalem, para trah ini juga banyak yang menjadi pengusaha batik cap. Akhirnya kawasan tersebut dikenal sebagai kampung batik Prawirotaman.

Warga sekitar banyak yang menjadi buruh batik untuk para pengusaha tersebut.

Beralih ke Usaha Penginapan

Sayangnya, setelah tahun 1970an, tren usaha batik di kawasan tersebut mulai pelan-pelan meredup. Setelah para pengusaha tersebut sadar bahwa usaha batik sudah tidak bisa diandalkan lagi, mereka beralih ke bisnis rumah penginapan.

Tempat batik mereka banyak disewakan untuk tempat penginapan. Usaha ini kemudian tidak bertahan lama juga. Banyak warga yang akhirnya beralih ke berjualan telur.

Walaupun begitu, belum semua warga meninggalkan usaha penginapan. Masih di sekitar tahun 70an, mulai ada seorang tamu dari Belanda yang menyewa kamar karena ingin belajar membatik.

Sepulang dari kunjungannya ke Prawirotaman, tamu tersebut bercerita ke temannya tentang belajar membatiknya di Prawirotaman. Kabar tersebut menyebar dan pengunjung daerah Prawirotaman semakin ramai.

Seiring berjalannya waktu, tamu-tamu asing kerap datang ke Prawirotaman untuk menginap. Hal ini dibarengi dengan bertumbuhnya potensi wisata di daerah Bali dan Jogja.

Melihat adanya peluang, akhirnya satu per satu rumah yang dulunya digunakan untuk usaha batik, banyak yang beralih ke penginapan dan hotel.

Perkembangan ini diikuti dengan dibukanya fasilitas pariwisata lainnya seperti restoran, kafe, toko oleh-oleh, rental kendaraan, bahkan money changer.

Warga yang punya lahan luas juga mulai menyewakan pekarangan rumah mereka untuk dijadikan sebagai penunjang kepariwisataan.

Begitulah awal mula Jalan Prawirotaman Jogja mulai terbentuk hingga bertransformasi menjadi kampung turis Jogja. Kamu bisa menemukan banyak turis berwisata di jalan ini. Kalau lagi ke Jogja, jangan sampai melewatkan daerah ini untuk dikunjungi, ya!

Baca Juga :  Setelah 8 Tahun, Novel Eka Kurniawan Terbaru "Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong" Akhirnya Rilis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Related Articles