Yogya.co, SLEMAN – Wisatawan di Yogyakarta menurun saat libur Lebaran 2023 diduga karena tarif parkir yang dirasa cukup mahal.
Karena hal itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno mengatakan bahwa pihaknya tengah memeriksa kabar terkait menurunnya jumlah wisatawan di Yogyakarta tersebut.
Hingga saat ini, belum terdapat konfirmasi apa pun mengenai angka pasti penurunan tersebut maupun penyebabnya.
“Ini lagi kita cek, karena belum terkonfirmasi. Salah satu faktornya akibat polemik tarif parkir,” ujar Sandiaga Uno dalam Weekly Press Briefing, Selasa (2/5/2023) kemarin.
Meski begitu, Sandiaga Uno tetap mengintruksikan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Yogykarta agar menindak tegas para pengelola parkir nakal yang menetapkan kenaikan tarif parkir di luar kesepakatan.
Sandiaga Uno pun menetapkan sanksi terberat terkait kenakalan para pengelola parkir yang menerapkan tarif parkir terlalu tinggi itu adalah pencabutan izin operasional bagi tempat-tempat wisata.
Baca Juga: Kasus COVID-19 di Gunungkidul Kembali Melonjak, 1 Orang Meninggal!
Kendati demikian, Sandiaga Uno pun memahami bahwa tahun 2023 ini adalah tahun pertama tidak diberlakukannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pasca-Pandemi COVID-19.
Namun, Menparekraf itu juga mengimbau pada semua pihak agar senantiasa berempati terhdap kemampuan dan daya beli masyarakat saat ini.
“Masyarakat mengeluarkan biaya tiket mahal, biaya hidup yang tidak terjangkau. Nah, ini justru kita harus lebih berempati,” ujarnya.
Sebelumnya, kunjungan wisatawan di Yogyakarta menjadi lesu, salah satu faktornya, diduga karena polemik tarif parkir. Hal itu disampaikan oleh Dinas Pariwisata DIY.
“Saya kira iya (polemik tarif parkir), hopitality itu jadi kunci utama pariwisata, tidak hanya parkir. Mungkin pedagang suvenir, pedagang di destinasi,” ujar Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo.
“Pedagang di teras Malioboro satu dua jadi bagian perlau pariwisata, mereka harus melayani dengan baik,” lanjutnya.
