HomeEntertainmentSeni BudayaMenilik Sejarah Museum Benteng Vredeburg Jogja, Peninggalan Sejarah dari Abad 18

Menilik Sejarah Museum Benteng Vredeburg Jogja, Peninggalan Sejarah dari Abad 18

Jika kita berjalan di sepanjang jalan malioboro kita akan melihat bangunan peninggalan pada masa kolonial belanda, salah satunya adalah Museum Benteng Vredeburg.

Museum Benteng Vredeburg dibangun pada abad ke-18 atau lebih tepatnya pada tahun 1760. Bangunan Museum Benteng Vredeburg berbentuk segi empat dan memiliki menara pengawas di keempat sudutnya, dikelilingi juga oleh parit yang masih bisa dijumpai hingga saat ini.

suasana parit yang berada di depan benteng vredeburg (foto : KEMENDIKBUD RISTEK)
Suasana parit yang berada di depan Benteng Vredeburg (foto : KEMENDIKBUD RISTEK)

Ternyata Museum Benteng Vredeburg memiliki sejarah yang panjang dan mengalami beberapa kali peralihan fungsi. 

Yuk kita cari tahu sejarah dari Museum Benteng Vredeburg!

Sejarah Benteng Vredeburg

Benteng Vredeburg dibangun dengan izin Sultan Hamengku Buwono 1 atas permintaan Belanda. Pada saat itu, Belanda meminta izin untuk membangun sebuah benteng dengan dalih untuk menjaga keamanan Keraton Yogyakarta.

Nyatanya, alasan Belanda membangun Benteng Vredeburg adalah untuk memudahkan Belanda dalam mengontrol segala kegiatan yang ada di Keraton, serta berjaga-jaga jika Keraton melakukan perlawanan balik terhadap Belanda.

Infrastruktur Jogja berkembang pesat pada tahun 1755. Setelah bangunan Keraton selesai, kemudian dibangun bangunan lainnya seperti, alun-alun, pasar gedhe, Masjid, dan lainnya.

Hal itulah yang membuat Belanda merasa khawatir dan segera mengusulkan untuk dibangunnya Benteng Vredeburg. 

Akhirnya, Benteng Vredeburg dibangun dengan bangunan yang sederhana pada tahun 1760. Bagian temboknya hanya terbuat dari tanah dan diperkuat dengan tiang tiang yang terbuat dari kayu pohon aren dan pohon kelapa.

Pada tahun 1760, Bangunan Benteng Vredeburg diperkuat atas usulan  W.H. van Ossenberg. Sultan menerima usulan tersebut, lalu kemudian pada tahun 1767 pembangunannya dikerjakan oleh seorang arsitek Belanda yaitu Ir. Frans Haak dan pembangunannya selesai pada tahun 1787.

suasana benteng vredeburg pada zaman dulu (foto : KEMENDIKBUD RISTEK)
Suasana Benteng Vredeburg pada zaman dulu (foto : KEMENDIKBUD RISTEK)

Pergantian Nama Benteng Vredeburg

Dilansir dari laman resmi Dinas Kebudayaan Jogja, benteng tersebut kemudian diberi nama “Rustenburg” yang berarti benteng “peristirahatan”. Sayangnya, pada tahun 1867 Jogja mengalami gempa yang mengakibatkan bangunan benteng perlu perbaikan.

Baca Juga :  6 Tempat Glamping Murah di Jogja yang Cocok untuk Healing

Kemudian benteng tersebut diperbaiki oleh Daendels dan diganti namanya menjadi Benteng Vredeburg yang memiliki arti benteng “Perdamaian”. 

Perubahan Status Kepemilikan dan Fungsi

Setelah itu, Benteng Vredeburg mengalami peralihan fungsi dan perubahan status kepemilikan. Pada masa penjajahan Inggris, Benteng Vredeburg dikuasai oleh John Crawfurd atas perintah Raffles. 

Pada masa penjajahan Jepang, Benteng Vredeburg dijadikan sebagai markas militer dan juga sebagai gudang senjata Jepang. Kemudian beralih fungsi menjadi tempat untuk tawanan Belanda dan Indonesia yang melawan pemerintahan Jepang.

Pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia tahun 1945, Benteng Vredeburg menjadi milik militer RI. 

Mengutip dari laman resmi Dinas Kebudayaan Jogja, Benteng Vredeburg dikuasai Belanda ketika terjadi Agresi Militer Belanda II pada 19 Desember 1948. Belanda menjadikan Benteng Vredeburg sebagai markas batalyon dan markas IVG (Informatie Voor Geheimen).

Kemudian pada saat terjadi Serangan Umum 1 Maret 1949, menjadi salah satu target serangan oleh pasukan TNI dalam upaya untuk menyerang pasukan Belanda. Setelah pasukan Belanda mundur dari Jogja pada 29 Juni 1949, pengelolaan Benteng Vredeburg diambil alih oleh APRI (Angkatan Perang Republik Indonesia).

Benteng Vredeburg Menjadi Museum

Menurut laman resmi KEMENDIKBUD RISTEK, pada tanggal 9 agustus 1980 Benteng Vredeburg ditetapkan sebagai pusat informasi dan pengembangan budaya nusantara.

Kemudian pada tanggal 16 April 1985, Benteng Vredeburg direnovasi untuk dijadikan museum yang pada tahun 1987 dibuka untuk umum.

Pada tahun 1992 bangunan ini secara resmi dinamai Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, dan ditetapkan sebagai Museum Khusus Perjuangan Nasional.

suasana ruang diorama III benteng vredeburg (foto : tribunjogja)
Suasana ruang diorama III Benteng Vredeburg (foto : tribunjogja)

Wah, ternyata begitu panjang sejarah dari Museum Benteng Vredeburg. Museum ini merupakan saksi bisu dari perjuangan Indonesia dalam melawan penjajahan. Sampai saat ini kita masih dapat melihat sejarah perjuangan dalam diorama diorama yang ada di dalam Museum Benteng Vredeburg. Museum Benteng Vredeburg kini juga dilengkapi dengan teknologi yang interaktif sehingga memudahkan kita untuk belajar sejarah.

Baca Juga :  Berkuliner Ria Ala Suasana Jogja di The House of Raminten

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Related Articles